Tupperware Mengajukan Kebangkrutan, Tidak Disukai Generasi Sekarang!

Menurut data yang diajukan ke Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat di Distrik Delaware, aset Tupperware diperkirakan bernilai antara USD 500 juta hingga USD 1 miliar.

Setelah pandemi Covid-19, Tupperware menghadapi kesulitan untuk tetap bertahan.--Freepik.com

Namun, perusahaan ini juga memiliki kewajiban utang yang sangat besar, dengan nilai liabilitas yang berkisar antara USD 1 miliar hingga USD 10 miliar.

BACA JUGA:Pemain MDL dan MPL di MLBB PON 2024: Mengaku Bangga Seperti Membela Tim Nasional.

BACA JUGA:Perkantoran dan Hotel di China Larang Mobil Listrik Parkir di Basement

Upaya Restrukturisasi Tupperware

Tupperware sebenarnya telah berusaha melakukan perubahan bisnis sejak empat tahun terakhir, terutama setelah melaporkan penurunan penjualan selama enam kuartal berturut-turut sejak kuartal ketiga 2021.

Inflasi yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama turunnya daya beli konsumen, terutama bagi mereka yang berpendapatan rendah.

Hal ini berdampak langsung pada penurunan penjualan produk-produk Tupperware yang dulunya menjadi andalan.

BACA JUGA:4 Tahun Berlalu Kesepakatan Abraham, Bagaimana Hubungan Israel Dengan Negara Arab?

BACA JUGA:Peluncuran Mazda MX-30 Kendaraan Listrik Inovatif Siap Mengaspal di Indonesia Akhir 2024

Pada tahun 2023, Tupperware telah mencapai kesepakatan dengan para kreditur untuk melakukan restrukturisasi kewajiban utang.

Mereka juga menggandeng bank investasi Moelis & Co dalam mencari alternatif strategi untuk menghadapi krisis finansial yang sedang dihadapi perusahaan.

Kini, dengan permohonan perlindungan kebangkrutan melalui *Chapter 11*, Tupperware berharap bisa menghindari likuidasi dan mendapatkan kesempatan untuk merestrukturisasi operasinya.

Tupperware bersama beberapa anak perusahaannya resmi mengajukan kebangkrutan melalui Chapter 11,--Freepik.com

Sumber: berbagai sumber