Di Balik Topeng Feminisme, Apa yang Sebenarnya Mereka Inginkan?
Potret seorang wanita yang memprotes hak-haknya -gratispik-freepik
PALTV.CO.ID- Feminisme adalah gerakan sosial dan politik yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
Gerakan ini telah mengalami berbagai fase dan transformasi sejak kemunculannya pada abad ke-19.
Namun, meskipun telah banyak mencapai kemajuan, feminisme tetap menjadi topik yang sering menimbulkan perdebatan, baik di kalangan pendukung maupun pengkritiknya.
Asal-usul feminisme dapat ditelusuri kembali ke era Pencerahan ketika perempuan mulai menuntut hak-hak dasar yang sama dengan laki-laki.
BACA JUGA:iPhone 16 Pro Max: Semua Peningkatan Dari Smartphone Ultra-Unggulan Apple
BACA JUGA:Jalan Tol Berbayar, Investasi Masa Depan atau Beban Rakyat?
Mary Wollstonecraft, seorang penulis dan filsuf Inggris, dianggap sebagai salah satu tokoh pionir dalam gerakan ini melalui karyanya "A Vindication of the Rights of Woman" yang diterbitkan pada tahun 1792.
Wollstonecraft berpendapat bahwa perempuan harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan kesempatan yang sama untuk mengejar karir yang diinginkan.
Gelombang pertama feminisme terjadi pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, yang dikenal dengan perjuangan hak pilih perempuan.
Para feminis gelombang pertama berfokus pada hak-hak sipil dan politik, terutama hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu.
Sekelompok perempuan berbaris untuk menuntut hak yang sama -gratispik-freepik
Puncaknya adalah tercapainya hak pilih perempuan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, pada awal abad ke-20.
Gelombang kedua feminisme muncul pada tahun 1960-an hingga 1980-an, yang lebih menekankan pada isu-isu sosial dan ekonomi.
Feminisme gelombang kedua memperjuangkan kesetaraan di tempat kerja, hak atas tubuh dan kesehatan reproduksi, serta melawan kekerasan terhadap perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber