Menelusuri Jejak Leluhur di Danau Batur, Perpaduan Tradisi dan Kearifan Lokal
Menelusuri Jejak Leluhur di Danau Batur, Perpaduan Tradisi dan Kearifan Lokal--Foto: instagram/@brodievissers
PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Pengelolaan perairan Danau Batur tidak lepas dari keberadaan Pura Ulun Danu Batur, sebuah pusat spiritual dan budaya yang menciptakan dunia sekitar danau di sebagian besar wilayah Bali, khususnya kawasan pertanian.
Danau sepanjang 16 kilometer ini telah lama dikelola dengan penuh kearifan dan kehati-hatian sesuai dengan tradisi budaya luhur yang ditetapkan oleh pendiri Pura Ulun Danu Beratan.
Menurut Jero Penyarikan Danau Batur, I Ketut Eriadi Ariana, pengendalian tersebut berasal dari nilai-nilai spiritual yang diyakini masyarakat Bali erat kaitannya dengan pekerjaan para dewata yang memutus kehidupan Danau Batur di Bali.
Gunung Mahameru beserta pecahannya menjadi Gunung Agung dan Gunung Batur dan meletus menjadi Danau Batur.
Mengutip mitos yang diyakini masyarakat Bali, Eriadi menjelaskan, Danau Batur muncul pada saat kekacauan di Bali, ketika terjadi kerusuhan akibat kekurangan pangan dan pemerintah melakukan tugasnya.
BACA JUGA:10 Fakta Menakjubkan tentang Dongeng Sebelum Tidur yang Jarang Diketahui Orang Tua!
Bagi masyarakat Bali, kehadiran Danau Batur merupakan berkah yang telah menghidupkan kembali pertanian dan perekonomian sekitar enam kabupaten di Bali, mulai dari Kabupaten Bangli, Gianyar, Buleleng, Karangasem, sebagian Tabanan, sebagian Badung. dan Denpasar. bermain Hanya saja wilayah Jembrana tidak termasuk dalam aliran air Danau Batur.
Air di Gunung Batur mengalir ke enam wilayah tersebut mengalir dari sejumlah jaringan aliran sungai mulai dari keberadaan Tukad Telaga Waja di Karangasem, kemudian Tukad Ayung, kemudian Das Pakerisan, sampai ke Tukad Banyumala dan beberapa sungai - sungai yang ada di kawasan Buleleng.
Di Sepanjang aliran sungai tersebut kemudian membentuk kelompok irigasi atau subak yang kemudian mengatur pemanfaatan air di masing – masing daerah. Eriadi menjelaskan hingga saat ini terdapat 340 subak yang berada di jaringan Danau Batur.
Eriadi mengatakan karena diyakini sebagai anugerah dari Ida Betara atau Tuhan Yang Maha Esa, maka lakon masyarakat Bali dalam mengelola dan memanfaatkan air di Danau Batur berlandaskan nilai spiritual yang berpusat di Pura Ulun Danu Batur. Tercermin dari para petani yang tergabung dalam 340 subak tersebut dalam memanfaatkan air danau batur. Eriadi menyebut para petani di aliran sungai yang terhubung dengan
Danau Batur setidaknya tiga kali mengunjungi Pura Ulun Danu Batur. Kunjungan pertama sebelum mulai bertani, para petani akan ke Pura memohon air suci dari Jero Gede Batur dengan harapan masa tanam berjalan dengan lancar.
Menelusuri Jejak Leluhur di Danau Batur, Perpaduan Tradisi dan Kearifan Lokal--foto: instagram/@steffilunardy
Kemudian kedatangan kedua ketika tanaman diserang hama atau ketika masa pemupukan, petani memohon air suci dan berdoa agar hasil tanaman mereka bagus di masa panen, Dan kedatangan ketiga ketika pasca panen untuk melakukan upacara persembahan hasil panen sebagai rasa syukur kepada Ida Bhatara.
“Pura ini dinobatkan atau diyakini Penghulu ning subak Bali Dwipa, jadi pura tertinggi di pranata masyarakat subak. Persembahan yang mereka sembahkan itu sangat beragam, ada yang mempersembahkan beras, kambing babi bahkan kerbau sebagai sembahan paling besar atau utama dalam konteks upacara di Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: