Tren Mobil Listrik di Amerika Serikat, Antara Penyesalan dan Harapan

Tren Mobil Listrik di Amerika Serikat, Antara Penyesalan dan Harapan

Tren Mobil Listrik di Amerika Serikat, Antara Penyesalan dan Harapan--Istimewa

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Baru-baru ini, survei dari McKinsey & Co yang dilaporkan oleh Carscoops mengungkapkan fakta mencengangkan tentang konsumen mobil listrik di Amerika Serikat.

Hampir 50 persen pemilik mobil listrik di negara tersebut mengaku menyesal dengan keputusan mereka dan mempertimbangkan untuk kembali ke kendaraan dengan mesin pembakaran dalam (ICE) pada pembelian berikutnya.

Data ini menggarisbawahi sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pasar kendaraan listrik (EV), terutama terkait infrastruktur pengisian daya publik yang masih kurang memadai.

Survei ini melibatkan lebih dari 30 ribu responden dari 16 negara, termasuk Amerika Serikat, yang mewakili lebih dari 80 persen dari total volume penjualan kendaraan global.

BACA JUGA:2 Jemaah Haji Kloter 2 Debarkasi Palembang Masih Dirawat di Arab Saudi

Dengan sekitar 200 pertanyaan yang diajukan kepada peserta, hasil survei memberikan wawasan mendalam tentang pandangan dan pengalaman konsumen terhadap kendaraan listrik.

Dari hasil ini, hanya 9 persen peserta yang merasa puas dengan jaringan pengisian daya publik di wilayah mereka, menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya terjadi di AS, tetapi merupakan masalah global.

Selain itu, 21 persen dari responden yang belum memiliki kendaraan listrik juga mengaku tidak tertarik untuk membeli mobil listrik di masa depan. Ini menandakan adanya kekhawatiran yang signifikan di kalangan konsumen terkait kendaraan listrik.

Ada beberapa alasan utama yang mendorong penyesalan ini. Pertama, infrastruktur pengisian daya publik yang masih belum memadai menjadi faktor terbesar.

BACA JUGA:Majelis Hakim Perintahkan JPU Hadirkan Mantan Gubernur Sumsel Herman Deru pada Sidang Korupsi KONI Sumsel

Meskipun ada upaya untuk memperluas jaringan pengisian daya, banyak pemilik mobil listrik merasa tidak puas dengan kecepatan perkembangan ini.

Lambatnya proses Program Infrastruktur Kendaraan Listrik Nasional dari Departemen Energi AS turut memperburuk keadaan ini.

Kedua, biaya tinggi untuk memiliki dan merawat kendaraan listrik menjadi pertimbangan utama bagi konsumen. Meskipun biaya operasional kendaraan listrik cenderung lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional, biaya awal yang tinggi masih menjadi hambatan bagi banyak konsumen.

Selain itu, banyak konsumen merasa bahwa kendaraan listrik belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan mereka untuk perjalanan jarak jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber