Listrik Bikin Galau? Ini 13 Kekhawatiran Utama Pengguna Kendaraan Listrik di Indonesia

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Penggunaan kendaraan listrik semakin meningkat di Indonesia yang terlihat dari banyaknya penduduk di jalan raya. Namun masyarakat masih memiliki banyak pemikiran tentang mengendarai mobil listrik setiap hari.

Populix menerbitkan penelitian berjudul Kendaraan Listrik: Wawasan Konsumen dan Wawasan Pasar Terungkap. Survei dilakukan pada 15-25 Maret 2024 terhadap 350 responden pemilik kendaraan listrik.

“Seiring berkembangnya pasar kendaraan listrik (EV) di Indonesia, kerja sama antara operator EV dan produsen menjadi semakin penting,” kata Timothy Astandu, CEO dan pendiri Populix, di Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024.

Hal ini diperlukan untuk mengatasi tantangan mendasar seperti akses, jarak, biaya dan ketersediaan infrastruktur pembayaran yang menghambat pengenalan kendaraan listrik untuk pergerakan konsumen sehari-hari.

“Memahami tantangan dan kebutuhan konsumen, kemitraan ini adalah kunci untuk mendorong adopsi kendaraan listrik dan mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik Indonesia,” kata Timothy.

BACA JUGA:Ingin Beli Mobil? Yuk, Intip 10 Merek Terlaris di Indonesia 2024

Populasi kendaraan listrik di Indonesia

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat peningkatan jumlah kendaraan listrik (KBLBB) di Indonesia sepanjang tahun 2023. Peningkatan tersebut terjadi pada kendaraan roda dua. Sepeda motor listrik roda tiga, kendaraan listrik. Pada tahun 2023, jumlah sepeda motor listrik meningkat sebanyak 62.409 dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga hanya mencapai 17.198 pada tahun 2021 dan 10.546 pada tahun 2021.

Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi telah menambah jumlah kendaraan listrik hingga tahun 2023, seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan listrik. sepeda motor listrik. 12.248 unit dibandingkan 2023. Tadinya hanya 8.562 unit, namun pada 2021 menjadi 1.278 unit.

Hasilnya ada 13 kekhawatiran masyarakat ketika mengendarai kendaraan listrik:

1. Sisa baterai selama perjalanan

2. Jarak tempuh terbatas

3. Tak semua bengkel menerima perbaikan meskipun kerusakan non-listrik

4. Infrastruktur/fasilitas pengisian daya terbatas

Sumber: berbagai sumber