Ritual Melukat di Gianyar Bali: Tradisi Pembersihan Spiritual yang Memikat Wisatawan

Ritual Melukat di Gianyar Bali: Tradisi Pembersihan Spiritual yang Memikat Wisatawan

wisatawan mancanegara melakukan ritual melukat atau pembersihan diri di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali, Rabu (24/4/2024).--Foto : indonesia.go.id/Antara

PALEMBANG. PALTV.CO.ID - Gianyar, Bali - Tradisi melukat, atau pembersihan diri dengan menggunakan air suci, menjadi salah satu magnet kuat bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.

Menggunakan air yang bersih dari mata air suci Tirta Empul di Gianyar, Bali, ritual melukat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Hindu Bali yang kaya akan spiritualitas.

Dipercaya sebagai sarana untuk membersihkan jiwa dan tubuh dari energi negatif, ritual melukat tidak hanya dipraktikkan oleh umat Hindu Bali, tetapi juga menarik minat wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Saat ini, tradisi ini semakin mendapat sorotan karena akan menjadi bagian dari agenda World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024 mendatang.

BACA JUGA:Menyaksikan Keindahan Bukit Jamur di Bengkayang: Petualangan Mendaki ke Negeri di Atas Awan

Dalam foto dilansir dari laman Indonesia.go.id/antara terlihat sejumlah wisatawan mancanegara tengah mengikuti ritual melukat di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali, pada Rabu (24/4/2024).

Mereka tampak tenggelam dalam kesakralan momen tersebut, membiarkan air suci mengalir melalui tubuh mereka sambil memanjatkan doa-doa.

Menurut I Wayan Sudirta, seorang pengelola wisata di Gianyar, "Ritual melukat telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu Bali. Namun, kami juga senang melihat minat yang tinggi dari wisatawan yang datang ke sini untuk mengalami pengalaman spiritual yang unik ini." Sudirta menambahkan bahwa semakin banyaknya wisatawan yang tertarik pada ritual melukat telah memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal.

Selain sebagai sarana pembersihan spiritual, ritual melukat juga dipandang sebagai cara untuk menghormati alam dan menjaga kelestarian sumber air. "Mata air suci seperti Tirta Empul dianggap sebagai anugerah dari Dewa untuk kita, dan oleh karena itu, kita harus menjaga dan menghormatinya dengan cara yang sesuai," ujar Ida Bagus Putu, seorang pendeta Hindu di Gianyar.

BACA JUGA:Keindahan Alam Vulkanik Danau Linow: Destinasi Eksotis di Sulawesi Utara

Tidak hanya bagi umat Hindu Bali, tetapi juga bagi banyak wisatawan, pengalaman melukat di Tirta Empul menjadi momen yang penuh makna. Sarah, seorang turis dari Amerika Serikat, mengatakan, "Saya merasa sangat terhubung dengan alam dan spiritualitas saat melakukan ritual melukat di sini. Rasanya seperti membersihkan tidak hanya tubuh, tetapi juga pikiran dan jiwa."

Namun, seiring dengan meningkatnya minat wisatawan, juga muncul kekhawatiran akan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dan keberlangsungan ritual itu sendiri.

Untuk mengatasi hal ini, pihak berwenang dan komunitas lokal bekerja sama untuk mengimplementasikan langkah-langkah konservasi yang bertujuan untuk mempertahankan keaslian dan keberlanjutan ritual melukat.

Dengan adanya partisipasi aktif dari masyarakat lokal dan dukungan dari pemerintah, diharapkan tradisi pembersihan spiritual ini tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Sebagai bagian dari budaya yang kaya dan warisan spiritual yang berharga, ritual melukat di Gianyar, Bali, akan terus menjadi daya tarik yang memikat bagi wisatawan yang mencari pengalaman yang lebih dalam dan berarti.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber