Israel Luncurkan Serangan Udara Terhadap Rafah, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi

Israel Luncurkan Serangan Udara Terhadap Rafah, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi

Israel Luncurkan Serangan Udara Terhadap Rafah, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi--Photo : eye.on.palestine/ig

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Pada Sabtu, 10 Februari 2024, Israel menggelar serangan udara ke Rafah, sebuah kota yang padat penduduk di perbatasan selatan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukannya untuk bersiap-siap beroperasi di kota ini, yang telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi pengungsi Palestina.

Keputusan Netanyahu untuk menargetkan Rafah, tempat tinggal sekitar 1,3 juta orang pengungsi, menuai kecaman dari berbagai kelompok hak asasi manusia dan pemerintah di luar Israel.

Warga Palestina menyatakan keputusasaan mereka karena tak memiliki tempat lagi untuk mengungsi.

BACA JUGA:Perayaan Isra' Mi'raj Yang Penuh Duka Di Palestina, Masjidil Aqsa Jadi Saksi Bisu Kekejaman Israel


Kekhawatiran meningkat di kalangan warga Palestina akan kemungkinan invasi darat oleh pasukan Israel--Photo : eye.on.palestine/ig

Para saksi mata melaporkan serangan baru terjadi di Rafah pada Sabtu pagi, setelah intensifikasi serangan udara oleh militer Israel. Kekhawatiran meningkat di kalangan warga Palestina akan kemungkinan invasi darat oleh pasukan Israel.

Mohammad al-Jarrah, seorang warga Palestina yang mengungsi dari utara ke Rafah, mengungkapkan kebingungannya, "Kami tidak tahu harus pergi ke mana."

Rafah bukan hanya merupakan pusat populasi besar terakhir di Jalur Gaza yang belum disentuh oleh pasukan Israel, tetapi juga merupakan jalur masuk utama bagi pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Netanyahu telah memerintahkan para pejabat militer untuk mengevakuasi penduduk sipil dan menghancurkan batalyon militan Hamas yang bersembunyi di Rafah. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap kemungkinan serangan darat di Rafah, memperingatkan bahwa operasi semacam itu berpotensi menimbulkan "bencana" jika tidak direncanakan dengan cermat.

BACA JUGA:Tegas! Arab Saudi Tidak Akan Membangun Hubungan Diplomatik Dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina

Meskipun AS adalah pendukung utama Israel di arena internasional dengan memberikan bantuan militer yang besar, Presiden Joe Biden mengeluarkan kritik terhadap tindakan Israel.

Biden menilai bahwa pembalasan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober terlalu berlebihan, menyebutnya sebagai tindakan yang "berlebihan."

Kepala UNRWA, badan PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina, Philippe Lazzarani, menyoroti meningkatnya kecemasan dan kepanikan di Rafah. " Semua orang tidak tahu Lagi harus mengungsi ke mana."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber