Sejarah Berdirinya GPIB Immanuel, Salah Satu Gereja Tua di Kota Palembang

Sejarah Berdirinya GPIB Immanuel, Salah Satu Gereja Tua di Kota Palembang

Sejarah berdirinya GPIB Immanuel, gereja tua di Kota Palembang.-Ekky Saputra-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dibangun pada tahun 1836, Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel menjadi tempat ibadah umat Kristiani dan menjadi salah satu Gereja tertua di Kota Palembang.

Dibangun pada jaman penjajahan Belanda, GPIB Immanuel ini menjadi saksi sejarah panjang perkembangan jemaat Kristen Protestan di Provinsi Sumatera Selatan, terutama di Kota Palembang.

Ketua 1 Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GPIB Immanuel Palembang, Penatua Unggul Kriswanto mengatakan, GPIB Immanuel Palembang atau yang sering dikenal dengan sebutan Gereja Ayam, dibangun pertama kali oleh DS Heinrich Julius Berger, yang diawali dengan persekutuan keluarga di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

Kemudian DS Heinrich Julius Berger memiliki rencana untuk membangun sebuah rumah ibadah, yang pada saat itu berada di daerah Talang Semut, yang saat ini tepat berada di Jalan Abdurohim Nomor 1, Palembang.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Hadiri Open House Natal Kapolda Sumsel, Minta Masyarakat Jaga Keamanan Bersama


Pnt Unggul Kriswanto, Ketua 1 PHMJ GPIB Immanuel Palembang.-Ekky Saputra-PALTV

"Dulu ketika hadir di Kota Palembang ini, di zaman Belanda masuk ke Kota Palembang. Pada waktu itu dipelopori oleh DS Heinrich Julius Berge Pada tahun 1836. Pada saat itu keberadaannya diawali persekutuan keluarga di Benteng Kuto Besak. Lama-kelamaan berencana untuk membangun sebuah rumah ibadah. Waktu itu letak rumah ibadah posisinya berada di Talang Semut, atau saat ini berada di Jalan Abdurohim Nomor 1," ujar Pnt Unggul Kriswanto, Ketua 1 PHMJ GPIB Immanuel Palembang.

Awal pembangunannya, Heinrich hanya membangun sebuah gereja. Kemudian barulah dilanjutkan dengan pembangunan rumah pendeta dan beberapa rumah pastor, dengan tujuan setelah persekutuan selesai akan diadakan kebersamaan dengan jamaat.


Prasasti sejarah singkat Jemaat GPIB Palembang.-Ekky Saputra-PALTV

"Sejak awal berdirinya, yang dibangun adalah gereja. Setelah gereja, baru rumah pendeta kemudian ada beberapa rumah pastor juga yang dibangun, dengan tujuan setelah persekutuan itu berakhir akan diadakan acara kebersamaan," terang Pnt Unggul Kriswanto, Ketua 1 PHMJ GPIB Immanuel Palembang.

Sementara itu, penyebutan nama Gereja Ayam lantaran memiliki patung ayam di puncak menara. Dengan artian, awal mula kehidupan di pagi hari diawali dengan suara ayam berkokok, menandakan malam akan berganti dengan pagi. Selain itu, simbol ayam mengingatkan umat Kristen untuk senatiasa beriman kepada Kristus.

BACA JUGA:Pada Momen Natal, Uskup Agung Palembang ‘Haramkan’ Golput bagi Umat Katolik pada Pemilu 2024

"Di sebut Gereja Ayam lantaran ada simbol ayam di puncak menara dengan artian awal kehidupan di pagi hari diawali dengan kokokan ayam. Malam itu akan berganti dengan pagi dan ayam juga menyimbolkan serta mengingatkan umat Kristen untuk senantiasa beriman, khususnya iman percaya kepada Kristus," tutup Pnt Unggul Kriswanto, Ketua 1 PHMJ GPIB Immanuel Palembang.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv