Bagaimana Penerima Politik Uang Mempengaruhi Dinamika Pemilu 2024 di Sumsel?

Bagaimana Penerima Politik Uang Mempengaruhi Dinamika Pemilu 2024 di Sumsel?

Bagaimana Penerima Politik Uang Mempengaruhi Dinamika Pemilu 2024 di Sumsel?-Thor_Deichmann-pixabay

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Pada Musim Kampanye Pemilu 2024 ini, Money Politik masih menjadi perhatian Pengamat Politik Di Provinsi Sumsel. Salah Satunya Seperti Surveyor dari lembaga Riset Public Trust Institute (PUTIN), yang juga Pengamat Politik Sumsel, Faturrahman.

Menurutnya, saat Ini permasalahan Politik Uang atau Money Politik masih menjadi perhatian khususnya di Palembang. 

Hal tersebut karena Kondisi Sosial Ekonomi di Palembang yang mendukung, utamanya kondisi ekonomi masyarakat pasca Pandemi yang belum membaik sepenuhnya.

“Melihat sosial ekonomi di Sumsel terutama pasca pandemi, ini menjadi salah satu pemicu politik uang menjelang Pemilu 2024.” Ungkapnya.

BACA JUGA:Seperti Kamu yang Selalu Ada, Pengantin Baru Perlu Siapkan 10 Perlengkapan Kebersihan Rumah

Meski begitu, Politik Uang di Palembang sendiri tidak menjadi jaminan kemenangan Peserta Pemilu. 

Pasalnya pada Pemilu 2018 lalu, dari potensi Politik Uang di Palembang yang mencapai 50 Persen Lebih, tidak semua penerima memilih Peserta Pemilu yang dimaksud, atau hanya menerima uang saja.  

Pada Pemilu 2024 Ini, diprediksi Politik Uang akan meningkat di Palembang, meski hanya 30 persen Penerima akan memilih Peserta Pemilu Dimaksud.         


Bagaimana Penerima Politik Uang Mempengaruhi Dinamika Pemilu 2024 di Sumsel?-foto/sandi pratama-PALTV

Dari survei pada Pemilu 2018 lalu, di kota Palembang potensi politik uang mencapai 50 sampai 60 persen, dia menerima tapi belum tentu memilih. 

Ini menjadi PR semua pihak, tidak hanya bagi pemilih, tetapi juga bagi Caleg, karena tidak semua hal dengan Money Politik itu dipilih. 

BACA JUGA:Meriahkan Natal: Panduan yang Perlu Diketahui dalam Merayakan dengan Hati dan Penuh Keharmonisan

Meski begitu, kondisi sosial ekonomi menjelang Pemilu ini, tren kenaikan politik uang masih terjadi kenaiakn bisa mencapai 30 persen, yang memilih dari imbalan pihak tertentu.” Tutup Faturrahaman.(*)                                                                                                                                                                       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: