Tudingan Peretasan Rusia Terhadap Politisi dan Jurnalis Inggris: Antara Klaim dan Kontroversi
Kontroversi Dugaan Peretasan Rusia Terhadap Politisi dan Jurnalis Inggris: Membedah Isu yang Menyita Perhatian--(Sumber foto: Instgram @Sitiripersuse)
Klaim Docherty dan Politik Inggris
Docherty juga menuduh dua unit di FSB meretas percakapan pribadi politisi Inggris sejak 2015, dengan sasaran melibatkan anggota DPR, House of Lords, pegawai negeri, jurnalis, dan LSM.
Klaim ini sejalan dengan laporan parlemen tahun 2020 yang menuding Rusia terlibat dalam "kampanye pengaruh" terhadap referendum kemerdekaan Skotlandia tahun 2014 dan referendum Brexit tahun 2016.
BACA JUGA:Mawardi Yahya Harapkan Prabowo Gibran Menang 60% di OKU Timur
Namun, bukti dalam laporan tersebut dianggap tidak cukup kuat untuk mendukung klaim campur tangan Rusia.
Respons Rusia dan Kontroversi Terkait
Sebagai respons terhadap tuduhan tersebut, Rusia secara konsisten menolak keterlibatan atau campur tangan dalam politik Barat.
Kontroversi seputar tudingan peretasan ini mencerminkan isu serupa yang muncul dalam investigasi 'Russiagate' terhadap Presiden Donald Trump di AS, yang berakhir tanpa menemukan bukti kolusi antara tim kampanye Trump dan Moskow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menolak laporan tahun 2020 sebagai "tidak ada yang sensasional," sementara juru bicara Kremlin menganggapnya sebagai "serangkaian tuduhan baru yang tidak memiliki bukti."
Klaim peretasan yang diungkap oleh Leo Docherty mengundang kontroversi dan memperdalam ketegangan antara Inggris dan Rusia.
BACA JUGA:Tips Desain Interior 2024: 6 Ide Makeover Bergaya untuk Membenahi Sudut Rumah
Sementara pihak Inggris menuduh peretasan yang terafiliasi dengan FSB, Rusia terus menyangkal keterlibatan dalam campur tangan politik Barat.
Konteks historis dan isu terkini menunjukkan kompleksitas dalam menilai klaim peretasan dan memahami dinamika geopolitik yang melibatkan kedua negara.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: