Masjid Suro, Saksi Bisu Perkembangan Islam di Bumi Sriwijaya

Masjid Suro, Saksi Bisu Perkembangan Islam di Bumi Sriwijaya

Masjid Al Mahmudiyah atau yang lebih dikenal masyarakat Palembang dengan nama Masjid Suro, termasuk salah satu masjid tertua dan bersejarah di Kota Palembang, Senin (3/4/2023).-Sandy Pratama-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Berada di kawasan 30 Ilir kota PALEMBANG, Masjid Al Mahmudiyah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Suro, merupakan satu dari sekian banyak wisata religi di kota PALEMBANG. Masjid ini dibangun oleh ulama besar Kiai Haji Abdurahman Delamat di atas tanah wakaf milik Kiagus Haji Khotib Mahmud.

Pengurus Masjid Suro, Abdul Rasyid Naning mengatakan, pembangunan Masjid Suro diperkirakan rampung pada tahun 1889, atau tahun 1310 Hijriah, yang artinya sudah memiliki usia sekitar 133 tahun. Secara tidak langsung menjadi salah satu masjid tertua di Kota Palembang, sekaligus saksi bisu perkembangan Islam di Bumi Sriwijaya.

Dengan ukuran asli 17 meter x 17 meter. Pada tahun 1950-an, renovasi masjid ini mulai dilakukan dengan penambahan ruangan seluas 17 meter x 7 meter pada sisi kanan dan sisi kiri masjid. Pada tahun 2000, Masjid Suro ini kembali ditambah ruangan seluas 15 meter x 5 meter sehingga dapat menampung sekitar 800 orang jemaah.

“Jadi Masjid Suro ini didirikan Kiai Haji Abdurahman Delamat di atas wakaf milik Kiaagus Haji Khotib  Mahmud. Jadi ada tanah seluas seribu meter persegi lebih diwakafkan ke warga untuk didirikan masjid. Itu terjadi pada tahun 1310 Hijriah. Jadi kira-kira sudah 133 tahun berdirinya masjid ini. Pada waktu itu masjid ini masih berukuran 17 meter x 17 meter ruang tengah ini,” terang Abdul Rasyid Naning.

BACA JUGA:Samsat Palembang 1 Ramai Dikunjungi Wajib Pajak

BACA JUGA:Atasi Wajah Kusam dengan Masker Alami Berikut


Pengurus Masjid Suro, Abdul Rasyid Naning menjelaskan pembangunan Masjid Suro yang diperkirakan rampung pada tahun 1889 atau tahun 1310 Hijriah, yang artinya sudah memiliki usia sekitar 133 tahun, Senin (3/4/2023).-Sandy Pratama-PALTV

Meski demikian, masjid yang arsitekturnya menyerupai masjid di Pulau Jawa dan juga menjadi saksi bisu masa kolonial Belanda di Indonesia ini, Masjid Suro masih memiliki bagian-bagian yang masih asli seperi awal dibangun, seperti mimbar khutbah, tiang penyanggah masjid, tempat imam, hingga kolam area wudhu, meski sudah sedikit diperbaiki.

“Kalau bangunana utamanya masih kita pertahankan, kecuali ada dua tiang dari 16 tiang diganti karena sudah rapuh dimakan usia. Masjid ini dibandingkan dengan masjid lain, pertama dari segi sejarah karena berusia lebih dari 100 tahun dan merupakan empat besar atau lima besar masjid bersejarah di kota Palembang. Masjid ini masih kita pertahankan mimbarnya, tempat wudhunya, tiang-tiangnya dan tempat-tempat lainnya yang bersejarah, sehingga masjid ini merupakan salah satu cagar budaya yang ada di kota Palembang,” pungkas Abdul Rasyid Naning.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv