Badan Atletik Dunia Resmi Larang Perempuan Transgender Ikut Kompetisi Olahraga Atletik untuk Perempuan
Lifter transgender Amerika Serikat.--instagram.com/@arkangeljoy
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Presiden Atletik Dunia, Sebastian Coe mengatakan perempuan transgender tidak diizinkan lagi untuk ikut berkompetisi dalam pertandingan Atletik wanita, terlepas dari tingkat testosteron mereka.
“Tidak ada atlet transgender perempuan yang telah melewati masa pubertas laki-laki yang diizinkan berkompetisi dalam kompetisi peringkat dunia perempuan mulai 31 Maret,” jelas Sebastian Coe dilansir dari Al Jazeera, Jumat (24/3/2023).
Setelah pertemuan dengan para pemangku kebijakan Federasi Atletik Dunia, Sebastian mengatakan World Athletics telah berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan dan termasuk 40 Federasi Nasional serta Komite Olimpiade Internasional dan kelompok transgender telah membahas tentang masalah atlet transgender tersebut.
Coe melanjutkan, banyak yang percaya bahwa tidak ada bukti yang cukup tentang waria tidak mempertahankan keunggulan atas perempuan biologis. Orang-orang menginginkan lebih banyak bukti bahwa keunggulan fisik telah diperbaiki sebelum mereka bersedia mempertimbangkan opsi untuk dimasukkan ke dalam kategori perempuan. Bagi mereka, ini keputusan yang mereka ambil sudah menjadi keputusan yang terbaik bagi organisasi dan olahraga tersebut.
BACA JUGA:Harry Kane Berhasil Pecahkan Rekor Top Skor Sepanjang Masa Timnas Inggris Melewati Wayne Rooney
BACA JUGA:Cara Membuat Srikaya Khas Palembang
Sebastian mengungkapkan akan ada sebuah kelompok kerja yang dipimpin oleh seorang transgender yang dibentuk untuk memantau lebih lanjut perkembangan ilmiah terkait permasalahan tersebut. Coe mangatakan bahwa kata tidak yang mereka keluarkan bukan berarti selamanya. Federasi harus menjaga keadilan bagi para atlet wanita lainnya di atas semua pertimbangan yang ada.
Federasi Atletik Dunia itu mengatakan menjadi jelas bahwa ada sedikit dukungan dalam olahraga untuk pilihan yang diajukan kepada pemangku kepentingan, yang membuat keharusan bagi atlet transgender untuk mempertahankan kadar testosteron mereka di bawah 2,5 nanomoles per liter darah selama 24 bulan, agar memenuhi syarat untuk bersaing secara internasional kategori perempuan.
Dewan Atletik Dunia tersebut menyatakan bahwa saat ini tidak ada atlet transgender yang berkompetisi secara internasional dalam atletik. Akibatnya, tidak ada bukti khusus atletik tentang dampak atlet ini terhadap keadilan kompetisi atletik wanita. Sehingga pada keadaan yang seperti ini, para dewan lebih memprioritaskan keadilan dan integritas kompetisi perempuan sebelum dimasukkan.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber