Nilai Tukar Rupiah Mencapai Rp15.700 per Dolar AS Akibat Pengaruh Kebijakan Luar Negeri

Nilai Tukar Rupiah Mencapai Rp15.700 per Dolar AS Akibat Pengaruh Kebijakan Luar Negeri

Nilai Tukar Rupiah Mencapai Rp15.700 per Dolar AS Akibat Pengaruh Kebijakan Luar Negeri--koleksi paltv

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Tingginya nilai tukar Rupiah, yang mencapai Rp15.700 per Dolar Amerika Serikat (AS), telah menjadi perhatian utama dalam ranah ekonomi.

Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, memberikan pandangannya mengenai situasi ini.

Dia menekankan bahwa, meskipun perubahan ini memicu keprihatinan, faktor-faktor eksternal menjadi penyebab utamanya.

"Dalam situasi seperti ini, perlu diingat bahwa faktor-faktor eksternal berperan signifikan dalam menentukan nilai tukar mata uang. Oleh karena itu, pemerintah dalam negeri memiliki keterbatasan dalam mengatasi perubahan ini," ungkap Riefky.

BACA JUGA:Valve Pastikan Game CS2 Dan Dota 2 Bakal Ada Berbahasa Indonesia

Riefky juga menunjukkan bahwa kondisi nilai tukar yang melemah bukanlah masalah yang terbatas pada Indonesia semata. Sebaliknya, banyak negara di seluruh dunia mengalami pelemahan serupa dalam nilai tukar mata uang mereka.

Ini adalah akibat dari sentimen yang muncul sehubungan dengan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang mempertimbangkan peningkatan tingkat suku bunga serta perlambatan ekonomi global.

"Kita tidak dapat mengabaikan dampak global dari perubahan ini.

The Fed mempengaruhi mata uang global, dan berbagai negara merasa efeknya," tambah Riefky.

BACA JUGA:Difteri Mewabah di Nigeria: Anak-Anak sebagai Korban Utama

Riefky merincikan bahwa upaya intervensi telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, termasuk penggunaan instrumen DHE (Devisa Hasil Ekspor) dan SRBI (Simpanan Bank Indonesia).

Meskipun  faktor global yang kuat telah membuat intervensi tersebut belum sepenuhnya mencapai stabilitas nilai tukar Rupiah.

"Kami tidak boleh meremehkan dampak sentimen global ini. Sejauh ini, Bank Indonesia (BI) telah aktif melakukan intervensi, tetapi situasinya memerlukan upaya yang lebih besar," tegasnya.

Sementara pemerintah telah berusaha mengendalikan pelemahan nilai tukar Rupiah dengan berbagai instrumen, perjalanan ke depan masih penuh tantangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber