PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Salah satu konsep yang sering disebut dalam konteks langit adalah "ujung langit." Namun, dimana sebenarnya letak ujung langit? Kali ini kita akan membahas dan mengungkap misteri dimana letak ujung langit secara ilmiah.
Ujung langit adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada batas antara atmosfer Bumi dan luar angkasa. Ini adalah tempat di mana atmosfer bumi bertemu dengan kekosongan luar angkasa. Namun, ide tentang "ujung langit" bisa berbeda tergantung pada konteksnya.
Beberapa mungkin mengacu pada ujung atmosfer yang terlihat dari permukaan bumi, sementara yang lainnya mungkin merujuk pada batas dekat luar angkasa, seperti ketinggian orbit satelit. Lalu dimana letak ujung langit yang sebenarnya secara ilmiah.
Bagaimana Ilmuwan Menentukan Ujung Langit?
BACA JUGA:Memeriahkan HUT RI Ke-78, Ratusan Pelajar di Prabumulih Ikuti Lomba Gerak Jalan Indah
Menentukan lokasi yang tepat dari ujung langit adalah tugas yang kompleks dan tergantung pada cara kita mendefinisikannya.
Dalam konteks atmosfer, ujung langit dapat disebut sebagai batas Kármán, yang didefinisikan sebagai ketinggian di mana atmosfer sangat tipis sehingga pesawat harus melaju dengan kecepatan orbital untuk mencapainya. Ketinggian ini sekitar 100 kilometer di atas permukaan bumi.
Namun, jika kita mempertimbangkan batas antara atmosfer Bumi dan luar angkasa, maka tidak ada batas yang jelas dan tiba-tiba.
Atmosfer Bumi secara perlahan menipis seiring dengan ketinggian, dan garis batas ini menjadi kabur. Pada akhirnya, partikel atmosfer semakin jarang hingga mereka hampir tidak ada dalam ruang luar angkasa.
BACA JUGA:Tak Kunjung Selesai, Dishub Palembang Kembali Razia Parkir Liar di Jalan Pom IX
Ujung langit dan batasnya dengan antariksa ternyata sudah lama diteliti oleh para ahli. Batasan itu disebut sebagai Garis Karman. Seorang ahli fisika, Theodore von Karman merupakan orang pertama yang mencoba mendefinisikan “ujung langit” atau batas antara bumi dengan antariksa.
Garis Karman merupakan perkiraan posisi atau letak yang menunjukkan ketinggian tertentu untuk satelit bisa mengorbit Bumi tanpa terbakar atau jatuh.
Penjelasan lainnya datang dari Matthew Igel Asisten Profesor Ilmu Atmosfer University of California, menurutnya garis itu didefinisikan dengan jarak 100 kilometer di atas bumi. Namun, bisa saja ada objek yang mampu mengorbit di bawah garis tersebut.
Menurut dia, ada kemungkinan suatu objek bisa mengorbit Bumi pada ketinggian di bawah garis Karman, tetapi akan membutuhkan kecepatan orbit yang sangat tinggi.
BACA JUGA:Marak Aksi Tawuran, Pemkot Palembang Sudah Turunkan Tim Antisipasi