BACA JUGA:PLN Sambut Positif Langkah BSN Tetapkan SNI FABA untuk Dukung Pertanian Produktif dan Berkelanjutan
Penjualan Menurun, Pasar Lesu Jadi Faktor Utama
Namun, seperti fenomena umum di dunia otomotif, hype yang luar biasa pada awal peluncuran perlahan menurun.
Penjualan Fronx mulai menunjukkan penurunan signifikan pada pertengahan 2025.
Data wholesales pada September 2025 menunjukkan hanya 1.000 unit yang terjual, turun 50 persen dari target bulanan dan sekitar 33,3 persen dari bulan sebelumnya.
Meski begitu, penurunan ini bukan karena Fronx kehilangan daya tarik, melainkan karena kondisi pasar otomotif Indonesia yang sedang lesu akibat gejolak ekonomi.
Penurunan daya beli masyarakat turut mempengaruhi performa hampir seluruh merek otomotif, bukan hanya Suzuki.
BACA JUGA:WhatsApp Luncurkan Aplikasi Apple Watch: Baca, Balas, dan Kirim Pesan Suara Tanpa Iphone
BACA JUGA:Galaxy Z Fold7: Desain Lebih Tipis dari Generasi Sebelumnya, Tampil Mewah dan Modern
Diskon Besar Jadi Jurus Ampuh Suzuki
Suzuki dikenal sebagai “produsen paling baik hati” dalam memberikan potongan harga. Untuk menjaga performa penjualan Fronx, pabrikan ini menawarkan diskon hingga Rp20 juta lebih.
Strategi ini terbukti efektif menarik minat konsumen, karena bagi sebagian besar pembeli mobil baru, potongan harga besar sering kali menjadi faktor penentu.
Selama strategi ini diterapkan, Fronx tetap mampu menyumbang penjualan stabil bagi Suzuki Indonesia. Bahkan tanpa hype besar, permintaan Fronx masih tergolong baik di segmen SUV kompak.
Persaingan Ketat di Segmen SUV Kompak
BACA JUGA:ToF Implementasi KUHP: Kemenkum Sumsel Siap Jadi Agen Perubahan Hukum Nasional
BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Menandatangani PJBTL 1.800 MVA di Jawa Barat dan Jawa Tengah