PALTV.CO.ID,- Ujung tombak dalam sebuah pertandingan sepak bola ada pada penyerang tengah atau striker.
Di Indonesia, posisi striker ini justru menjadi salah satu titik lemah paling mencolok dalam tim nasional.
Fenomena ini bukan sekadar kebetulan atau karena kekurangan talenta, melainkan merupakan hasil dari sistem dan taktik yang selama ini berjalan dalam sepak bola Indonesia.
Pertanyaannya: apakah striker lokal kalah saing dengan striker naturalisasi karena masalah taktik yang keliru, atau karena sistem kompetisi yang tidak berpihak pada pengembangan mereka?
Striker Lokal yang Terpinggirkan
BACA JUGA:Antisipasi Gangguan, PLN Kayuagung Intensifkan Pemeliharaan Jaringan Listrik
BACA JUGA:Selamat! 4 Pesepakbola Belanda Resmi menjadi Pertiwi untuk Timnas Putri Garuda
Dalam satu dekade terakhir, Liga 1 Indonesia nyaris didominasi oleh striker asing.
Nama-nama seperti Marko Simic, David da Silva atau Ilija Spasojevic, rutin menghiasi papan top skor, sedangkan striker local hanya jadi pajangan Namanya di statistic.
Hal ini kemudian berdampak langsung pada stok striker Timnas Indonesia yang semakin menipis.
Hadirnya striker naturalisasi dalam Timnas idelanya jadi opsi tambahan.
Namun, jika setiap turnamen Timnas selalu mengandalkan jalur naturalisasi untuk posisi paling krusial ini, maka ada yang salah dalam sistem pembinaan kita.
BACA JUGA:Lima Pilihan Mobil Pickup Terbaru, Buruan Para Pebisnis dan UMKM
BACA JUGA:Holiday Angkasa Wisata Resmi berikan Paket Umrah Plus Dubai 12 Hari
Peran Taktik: Apakah Pelatih Tak Percaya Penyerang Lokal?