Mobil Entry Level di Indonesia Minim Fitur? Ini Penjelasannya

Rabu 04-06-2025,10:31 WIB
Reporter : Dodi
Editor : Hanida Syafrina

Namun, apakah alasan semata-mata karena segmentasinya untuk pemula dan budget terbatas cukup untuk menjelaskan kemiskinan fitur ini? Tentu tidak sesederhana itu.

Faktor Regulasi dan Edukasi Konsumen

Lemahnya regulasi otomotif di Indonesia menyebabkan produsen mobil bebas menangkas fitur, terutama soal keselamatan.

Hal ini berbeda jauh dengan negara maju seperti Jepang atau Eropa yang memiliki standart keselamatan sangat ketat.

BACA JUGA:Strategi Marketing Beli 10 Gratis 1, Sapi Kambing Kurban Habis Terjual

BACA JUGA:Mantap!! Satlantas Palembang Gagalkan Penyelundupan 63 Ribu Benih Lobster Pasir

Pemerintah di sana mewajibkan semua mobil—termasuk yang termurah—untuk dilengkapi fitur keselamatan aktif maupun pasif, seperti ABS, ESC, bahkan autonomous emergency braking.

Namun di Indonesia, regulasi keselamatan masih terbilang longgar. Ditambah lagi, banyak konsumen yang belum menyadari pentingnya fitur keselamatan.

Misalnya saja fitur rem ABS, masih banyak yang menganggap fitur ini tidak penting, padahal fungsi ABS sangat vital dalam mencegah kecelakaan.

Karena tidak adanya tekanan dari regulasi dan rendahnya kesadaran konsumen, maka produsen pun tak merasa perlu menanamkan fitur-fitur tersebut ke dalam mobil murah.

Fokus mereka tetap tertuju pada harga jual, agar tetap bisa menjangkau pasar yang sensitif terhadap harga.

BACA JUGA:Mengenal CHAdeMO: Teknologi Pengisian Daya Cepat pada Nissan Arya Nismo

BACA JUGA:Video Switcher CineTreak Stream Master SDI Resmi Dirilis

Harga Adalah Segalanya

Dalam pasar entry level, harga adalah kunci.

Segmentasi pembeli pada kelas ini kebanyakan berasal dari kalangan masyarakat yang baru pertama kali punya mobil atau baru beralih dari kendaraan bekas.

Kategori :