Sejalan dengan pertumbuhan bisnis UMKM yang meningkat, kondisi likuiditas pada Triwulan I/2025 ikut membaik.
Rentabilitas juga menunjukkan perbaikan dengan indeks di atas 100, didorong oleh kenaikan omzet usaha.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Distan Prabumulih Turunkan Tim Pantau
BACA JUGA:Sekolah Swasta Sambut Baik Putusan MK Sekolah Gratis
Namun, perbaikan rentabilitas relatif terbatas akibat naiknya harga barang input atau barang dagangan, terutama pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Dilihat dari komponen penyusunnya, hampir semua komponen Indeks Bisnis UMKM naik dan berada di atas 100, kecuali volume produksi (99,2).
Kenaikan tertinggi dan indeks tertinggi terjadi pada rata-rata harga jual (116,0), didorong oleh lonjakan harga menjelang Ramadan dan Idulfitri.
Volume produksi dan harga jual yang membaik mendorong omzet usaha tumbuh, dengan indeks 101,4 atau naik 3,0 poin dari 98,4 pada kuartal sebelumnya.
BACA JUGA:Mahasiswa Minta 100 Hari Kerja Bukan Cuma Seremonial
BACA JUGA:Kanwil Kemenkum Sumsel Sambut 14 CPNS Baru, Ikuti Pembukaan Orientasi Serentak Nasional
Kenaikan volume produksi turut mendorong peningkatan penggunaan tenaga kerja.--Humas BRI
Pemesanan dan persediaan barang input juga meningkat, masing-masing naik 2,6 dan 1,4 poin. Kenaikan volume produksi turut mendorong peningkatan penggunaan tenaga kerja.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat HBKN, pelaku UMKM menambah persediaan barang jadi.
Sementara itu investasi tetap tumbuh, namun kenaikannya cenderung flat dibanding kuartal sebelumnya.
Dilihat secara sektoral, hampir semua sektor masih ekspansif, kecuali sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, serta sektor hotel dan restoran.
BACA JUGA:Sumeks Grup Rayakan HUT Sumatera Ekspres dan Palembang Ekspres