BACA JUGA: Sampah Dapur Bukan Musuh, Ini 4 Solusi Cerdas Atasi Limbah Organik dari Rumah
Kedua, biaya asuransi turun lebih dari 10% karena nilai kendaraan tanpa baterai lebih rendah.
Ketiga, fleksibilitas lebih tinggi karena pengguna bisa menukar baterai sesuai kebutuhan dan tidak perlu khawatir soal degradasi baterai dalam jangka panjang.
Menurut perhitungan Changan, efisiensi dari model ini bisa setara dengan biaya membeli mobil baru dalam periode enam tahun. Ini membuat EV menjadi opsi yang semakin menarik bagi konsumen umum.
Changan juga melihat peluang besar untuk penggunaan komersial Oshan 520.
BACA JUGA:Kenaikan Isa Almasih, Warisan Iman yang Dihayati Umat Katolik Gereja Santo Yoseph Palembang
BACA JUGA:5 Jenis Pinjaman Bank dengan Bunga Ringan, Cicilan Jadi Lebih Terjangkau
Perusahaan telah menandatangani kerja sama dengan operator layanan taksi dan ride-hailing di Chongqing, yang akan menggunakan Oshan 520 sebagai bagian dari armada mereka.
Efisiensi sistem tukar baterai sangat cocok untuk kendaraan komersial yang membutuhkan waktu operasional tinggi dan minim downtime.
Selain itu, langkah ini bisa menjadi model adopsi nasional, di mana pemerintah kota atau operator armada besar dapat mengadopsi sistem serupa untuk mempercepat elektrifikasi transportasi publik.
Guna mempercepat adopsi teknologi ini secara luas, Changan juga bermitra dengan Nio, salah satu pelopor sistem tukar baterai di Tiongkok.
BACA JUGA:Korban Kebakaran di Palembang Membutuhkan Bantuan Sembako dan Pakaian
BACA JUGA:Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Banyuasin, Tidak Sebabkan Kerusakan dan Korban Jiwa
Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan standar pertukaran baterai nasional, agar berbagai merek kendaraan listrik bisa menggunakan stasiun tukar baterai yang sama.
Dengan standarisasi, infrastruktur bisa dibangun lebih cepat dan efisien, menghindari fragmentasi sistem.
Ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang saling terintegrasi dan mendukung pertumbuhan industri secara keseluruhan.