Etika dan Efisiensi Bisa Jalan Bareng
Ini bukan soal kamu nggak sopan, tapi lebih ke bagaimana kita bisa beradaptasi dengan teknologi yang makin kompleks.
Di satu sisi, kita pengen terus sopan dan menghargai siapa pun yang “membantu” kita, termasuk AI.
Tapi di sisi lain, kita juga harus mulai mikir soal efisiensi, keberlanjutan, dan dampak dari setiap tindakan kecil kita di dunia digital.
Apalagi sekarang, isu lingkungan dan energi makin diperhatikan.
BACA JUGA:ChatGPT AI Ditanamkan ke Otak Lewat Sebuah Chip: Era Baru Kecerdasan Buatan?
BACA JUGA:Bensin 'Kabur' Gak Sadar? Ini Penyebab Mobil Kamu Sering Kehilangan BBM!
Bayangin kalau semua orang mulai lebih hemat kata saat berinteraksi dengan AI, bisa-bisa itu membantu menurunkan jejak karbon digital secara signifikan.
Nggak nyangka, ya, kalau ngetik “terima kasih” bisa jadi topik ramah lingkungan juga.
Tetap Ramah, Tapi Bijak
Intinya, kamu tetap bisa sopan saat ngobrol dengan AI, tapi mungkin mulai pertimbangkan untuk nggak selalu menyisipkan kata “tolong” dan “terima kasih” kalau memang nggak relevan.
Toh ChatGPT nggak punya perasaan, dan model ini dirancang untuk memahami perintah, bukan emosi.
Dan jangan khawatir, walau kamu nggak bilang makasih, ChatGPT tetap akan bantu kamu sebaik mungkin.
Jadi, mulai sekarang, bukan berarti kamu harus jadi orang yang “dingin” ke AI.