Transformasi Pajak Kendaraan 2025 bagi Kendaraan Ramah Lingkungan di Indonesia

Kamis 09-01-2025,07:12 WIB
Reporter : said prakata
Editor : Hanida Syafrina

Teknologi ini menjadi solusi transisi yang menarik bagi konsumen yang ingin mengurangi konsumsi bahan bakar fosil tanpa kehilangan fleksibilitas dan performa kendaraan konvensional.

Pemerintah juga memperhatikan segmen masyarakat menengah ke bawah dengan memberikan tarif PPnBM ringan sebesar 3% untuk kendaraan LCGC.

BACA JUGA:Suzuki Fronx 2025: Si Kecil Gesit yang Siap Gebrak Pasar SUV Indonesia!

BACA JUGA:11 Notaris Baru Dilantik di Sumsel, Kakanwil Kemenkum Sumsel Sampaikan Harapan Besar

Kategori ini mencakup kendaraan berkapasitas mesin kecil dan emisi rendah. Kebijakan ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi tanpa beban pajak yang tinggi, sekaligus mendukung penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Mobil konvensional tetap menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen berkat performa yang andal dan ketersediaan suku cadang yang luas.

Namun, kendaraan jenis ini menghadapi beban pajak yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan listrik, hybrid, maupun LCGC.


Aturan ini membawa perubahan signifikan pada struktur perpajakan kendaraan bermotor,--ilustrasi pribadi

Dengan kenaikan PPN menjadi 12% dan penerapan tarif PPnBM yang lebih besar, konsumen kendaraan konvensional perlu mempertimbangkan biaya tambahan dalam perencanaan pembelian.

BACA JUGA:Kapal Musi Cruise Rusak Akibat Tersangkut Sampah

BACA JUGA:Tanda-tanda iPhone Terkena Serangan Malware, Begini Cara Menghilangkan Virusnya

Dengan implementasi kebijakan pajak baru ini, industri otomotif Indonesia diharapkan dapat lebih kompetitif sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan lingkungan.

Konsumen juga dihadapkan pada berbagai pilihan kendaraan sesuai kebutuhan dan anggaran masing-masing, mulai dari mobil listrik dan hybrid yang hemat energi hingga LCGC yang terjangkau.

Namun, keberhasilan kebijakan ini juga bergantung pada infrastruktur pendukung, seperti jaringan pengisian daya untuk kendaraan listrik, ketersediaan suku cadang hybrid, serta edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat jangka panjang dari penggunaan kendaraan ramah lingkungan.

Dengan sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, transformasi menuju ekosistem otomotif yang berkelanjutan dapat tercapai.

BACA JUGA:Kapurung: Kuliner Tradisional Sulawesi yang Segar dan Penuh Cerita

Kategori :