Namun dalam perjalangan ibadah haji, dua bersaudara ini Yusuf dan Sulaiman meninggal dunia di Mekah, sehingga tidak bisa membuka kembali perjanjian negeri itu untuk terlihat kembali oleh pandangan mata.
Negeri Silop dalam kisah ini dipercaya berada di kawasan daratan Kelurahan Kedaton sampai daratan Kayuagung Asli.
Yuslizal menuturkan, bahwa banyak cerita dari masyarakat Kayuagung yang menganggap penghuni Negeri Silop ini terkadang muncul dengan berbagai rupa dan tindakan.
Ada yang seperti manusia kerdil, ada yang seolah seperti menguji keimanan bahkan menjatuhkan seseorang.
BACA JUGA: KPU Musi Rawas Ajak Santri Nobar Film Untuk Tingkatkan Partisipasi Pemilih Pemula
BACA JUGA:Aksi Nekat! Jalanan di Tengah Kota Palembang Jadi Kanvas Pelaku Vandalisme
"Sekitar tahun 1970-an, ada seorang ibu yang miskin punya anak banyak. Tiba-tiba ada nenek-nenek mampir ke rumah minta rokok. Nenek tersebut mengembalikan rokok dalam kotak. Ketika dibuka ternyata berisi uang. Anehnya, uang ini semakin diambil makin bertambah," cerita Yuslizal.
Lain halnya kisah masyarakat yang melihat ibu-ibu pengemis mendatangi rumah warga, dengan bermaksud meminta makanan tapi tidak diberikan pemilik rumah.
"Dia meminta beras namun sang ibu pemilik rumah tidak menggubris pengemis tersebut. Namun, anak pemilik rumah kemudian yang memberi beras untuk si pengemis. Berselang waktu musibah kebakaran di rumah terjadi, semua penghuni rumah ikut menjadi korban dan hanya anak pemilik rumah yang memberikan beras itu yang selamat," tukas Yuslizal.