5 Faktor Penjualan Motor Listrik di Indonesia Masih Tertinggal Meski Ada Subsidi

Senin 07-10-2024,09:49 WIB
Reporter : said prakata
Editor : Hanida Syafrina

Kondisi ini tentu berbeda dengan motor konvensional, yang bisa dengan mudah menemukan SPBU di berbagai lokasi. Kurangnya infrastruktur pengisian daya menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang ragu untuk beralih ke motor listrik, karena merasa fasilitas pendukungnya belum memadai.


motor listrik masih menghadapi sejumlah tantangan yang membuat penetrasinya di pasar Indonesia berjalan lambat.--ilustrasi pribadi

4. Rendahnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Selain faktor teknis dan harga, kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai manfaat motor listrik juga menjadi penyebab lambatnya adopsi kendaraan ini.

Banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya keuntungan dari penggunaan motor listrik, seperti efisiensi energi dan dampak positif terhadap lingkungan.

BACA JUGA:Kemenkumham Dorong Satpol PP Berperan Sebagai Pelindung Hak Asasi Manusia di Masyarakat

BACA JUGA:Peran Amerika Dalam Pengembangan Iron Dome Namun Gagal Mencegat Rudal Balistik Iran

Kampanye dan sosialisasi mengenai manfaat motor listrik masih perlu ditingkatkan, agar masyarakat lebih teredukasi tentang keunggulan teknologi ini dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

Kurangnya informasi yang sampai kepada konsumen membuat mereka cenderung ragu-ragu untuk mencoba motor listrik, meskipun ada subsidi yang ditawarkan.

5. Nilai Jual Kembali yang Rendah

Banyak konsumen Indonesia yang mempertimbangkan nilai jual kembali saat membeli kendaraan, baik motor maupun mobil. Saat ini, pasar motor listrik bekas masih belum berkembang dengan baik.

BACA JUGA:Kejari Ogan Ilir Akan Tuntut Hukuman Berat Pengedar Sabu 1 Kilogram

BACA JUGA:Peran Amerika Dalam Pengembangan Iron Dome Namun Gagal Mencegat Rudal Balistik Iran

Konsumen khawatir bahwa mereka akan mengalami kesulitan dalam menjual motor listrik bekas di masa mendatang, atau bahwa nilai jual kembali motor listrik akan jauh lebih rendah dibandingkan motor konvensional.

Kondisi pasar motor listrik bekas yang belum stabil ini menambah kekhawatiran konsumen, terutama bagi mereka yang cenderung memilih kendaraan yang dapat dijual kembali dengan harga yang masih tinggi.

Hal ini semakin memperkuat anggapan bahwa motor listrik masih belum bisa bersaing dengan motor konvensional dari segi ekonomi jangka panjang.

Kategori :