Sadis, Kim Jong Un Tembak Mati 30 Pejabat Daerah Karena Gagal Mengatasi Banjir

Sabtu 07-09-2024,08:03 WIB
Reporter : johanes
Editor : Hanida Syafrina

BACA JUGA:Rencana Renovasi Gedung Kesenian Palembang Mulai September 2024

Kim Jong Un juga menyatakan bahwa proses rekonstruksi rumah dan infrastruktur yang rusak akibat banjir akan memakan waktu sekitar dua hingga tiga bulan.

Pembangunan kembali akan menjadi prioritas utama pemerintah Korea Utara dalam beberapa bulan mendatang, mengingat kerusakan besar yang terjadi di wilayah-wilayah terdampak.

Namun, Kim Jong Un secara tegas menolak laporan yang menyebutkan jumlah korban tewas dan hilang mencapai 1.500 orang.

Ia menyebut laporan tersebut sebagai "provokasi serius" dan "penghinaan terhadap rakyat Korea Utara yang sedang berduka akibat bencana ini.

BACA JUGA:Penjualan BYD Mengalami Lonjakan Signifikan, Menyalip Honda dan Nissan di Pasar Global

BACA JUGA:Sosok Marteen Paes, Kiper Anyar Timnas Indonesia Keturunan Kediri yang Jadi Penyelamat Timnas Indonesia

Pernyataan ini menimbulkan spekulasi tentang tingkat transparansi pemerintah Korea Utara dalam menghadapi situasi darurat seperti banjir.

Eksekusi Pejabat sebagai Tindakan Tegas Kim Jong Un

Eksekusi para pejabat daerah oleh Kim Jong Un dilihat sebagai langkah drastis untuk menunjukkan ketegasannya dalam menangani bencana alam di Korea Utara.

Pejabat-pejabat tersebut dianggap bertanggung jawab atas ketidakmampuan mereka dalam mengelola situasi darurat dan melindungi warga dari dampak bencana.

BACA JUGA:Jangan Abaikan! 5 Kesalahan yang Merusak Wiper Mobilmu

BACA JUGA:78 Persen Responden Wanita Menemukan Profil Palsu di Aplikasi Kencan dan Pernikahan

Langkah ini bukan pertama kalinya Kim Jong Un mengambil tindakan tegas terhadap pejabat yang dinilai tidak kompeten.

Sebelumnya, ia juga pernah dilaporkan menjatuhkan hukuman keras kepada pejabat yang gagal menjalankan tugas mereka sesuai dengan standar yang diharapkan oleh pemerintah pusat.

Banjir di Korea Utara telah menimbulkan krisis kemanusiaan yang mendalam, terutama karena negara tersebut sering kali kekurangan infrastruktur yang memadai untuk menangani bencana alam.

Kategori :