Menurut analisis yang disampaikan oleh Constantin Gall dari EY, kondisi ini diprediksi akan terus berlanjut tanpa perbaikan signifikan dalam waktu dekat.
Konsumen di Jerman tampaknya lebih memilih kendaraan dengan mesin pembakaran dibandingkan mobil listrik.
BACA JUGA:Jelang Akhir Masa Jabatan Anggota Dewan Kota Palembang Kompak DL
BACA JUGA: Bahagianya 433 Jemaah Umrah Holiday Angkasa Wisata, Umrah Ketiga dan City Tour Gratis ke Hudaibiyah
Hal ini menandakan bahwa penjualan EV pada tahun 2024 kemungkinan besar akan jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dan 2023.
Penurunan permintaan untuk mobil listrik ini juga memicu kekhawatiran yang lebih luas tentang masa depan industri otomotif di Jerman.
penjualan mobil listrik baru di Jerman merosot tajam hingga 27,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya--ilustrasi pribadi
Volkswagen, salah satu raksasa otomotif global, membuat pengumuman yang mengejutkan minggu ini dengan menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menutup beberapa pabriknya di Jerman.
Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah.
BACA JUGA:Walau Dibawah Umur, 4 Tersangka Kasus Pembunuhan Remaja SMP Pantas Dihukum Maksimal
BACA JUGA:Tekan Penyalahgunaan Narkotika Palpres dan BNN Lakukan MOU
Langkah ini mencerminkan dampak besar yang ditimbulkan oleh penurunan penjualan mobil listrik terhadap industri secara keseluruhan.
Selain itu, anak perusahaan Volkswagen, Audi, juga mengumumkan kemungkinan penutupan pabriknya di Brussels pada bulan Juli lalu, sebagai bagian dari upaya untuk menghadapi kondisi pasar yang semakin sulit.
Menanggapi situasi ini, Menteri Tenaga Kerja Jerman, Hubertus Heil, pada hari Rabu berjanji untuk memperkenalkan insentif pemerintah baru guna mendorong pembelian EV.
Meskipun demikian, masih belum jelas apakah langkah-langkah ini akan cukup untuk membalikkan tren penurunan yang sudah terjadi.
BACA JUGA:Buat Pemilik Kendaraan Roda Empat, Berikut Syarat Pendaftaran Subsidi Tepat Sasaran