Sebagai penikmat mobil listrik, Agus merasa prihatin dengan penurunan penjualan yang terjadi di Eropa. Menurutnya, penurunan ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi industri mobil listrik, terutama terkait dengan harga yang masih tergolong tinggi bagi banyak konsumen.
"Saya sangat menikmati pengalaman mengemudi mobil listrik karena ramah lingkungan dan menawarkan teknologi canggih. Namun, saya memahami bahwa tanpa adanya insentif yang kuat dari pemerintah, harga mobil listrik bisa menjadi kendala besar bagi orang-orang yang ingin beralih dari kendaraan konvensional. Harga yang lebih terjangkau pasti akan mendorong lebih banyak orang untuk mempertimbangkan mobil listrik sebagai pilihan utama mereka," ujar Agus.
BACA JUGA:Apa yang Terjadi Jika Anda Membiarkan Mobil Penyok Terlalu Lama? Simak Risiko-Risikonya
BACA JUGA:Bingung Pilih Mobil Keluarga? Ini Dia 10 Rekomendasi Terlengkap
Sebelumnya, pada kuartal pertama tahun 2024, penjualan mobil listrik di Jerman sudah menunjukkan tren penurunan sebesar 16,4 persen.
Penurunan ini semakin diperburuk oleh berkurangnya subsidi pemerintah yang selama ini berperan penting dalam mendongkrak penjualan mobil listrik.
Ketika subsidi dipangkas, harga kendaraan listrik menjadi lebih mahal bagi konsumen, yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli mereka.
Selain itu, salah satu faktor utama yang disorot oleh analis adalah kurangnya mobil listrik yang terjangkau di pasar saat ini.
BACA JUGA:Yamaha Rilis Warna dan Grafis Baru untuk R15 Connected Series: Tampil Lebih Gagah dan Sporty!
BACA JUGA:Ingin Mobil Awet? Lakukan 5 Hal Ini pada Mesin Mobil Anda
Ketersediaan model dengan harga mobil listrik yang terjangkau masih menjadi tantangan besar.-Said Prakata-PALTV
Harga mobil listrik yang cenderung tinggi membuatnya sulit dijangkau oleh konsumen kelas menengah, yang merupakan segmen pasar terbesar.
Meskipun banyak produsen otomotif yang berlomba-lomba untuk memperkenalkan model kendaraan listrik baru, ketersediaan model dengan harga yang terjangkau masih menjadi tantangan besar.
Kondisi ini memaksa para produsen mobil untuk mempertimbangkan kembali rencana masa depan mereka, terutama terkait transisi menuju elektrifikasi.
Beberapa produsen bahkan terpaksa menghentikan rencana penghentian produksi mesin pembakaran internal (ICE) karena ketidakpastian pasar kendaraan listrik.
BACA JUGA: Pilihan Sulit Mobil Mana yang Paling Worth It di Tahun 2024?