'Tabuik' Perayaan Muharram dengan Prosesi Unik di Sumatera Barat

Kamis 11-07-2024,17:00 WIB
Reporter : Riko Saputra
Editor : Muhadi Syukur

Hoyak Tabuik

Puncak perayaan Tabuik terjadi pada hari ke-10 Muharram, yang dikenal sebagai hari Asyura. Pada hari ini, dua tabuik dari dua kelompok berbeda, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, diarak menuju pantai Pariaman. Prosesi ini dikenal dengan sebutan "Hoyak Tabuik," yang berarti mengguncang atau mengarak tabuik. Tabuik diarak dengan penuh semangat oleh para peserta yang berpakaian adat, sambil diiringi musik dan tarian yang meriah.

BACA JUGA:8 Berkah Bulan Muharram yang Bisa Memperbaiki Diri Anda

Pembuangan Tabuik ke Laut

Setelah diarak keliling kota, tabuik dibawa ke pantai untuk dilarung ke laut. Ritual ini melambangkan pengembalian roh Husain ke tempat asalnya dan merupakan simbol pengharapan dan doa untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat. Pembuangan tabuik ke laut juga menandakan berakhirnya perayaan Tabuik tahun itu.

 

Makna dan Filosofi Tabuik

Perayaan Tabuik tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap Husain bin Ali, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan spiritual kepada masyarakat. Melalui prosesi Tabuik, masyarakat Pariaman diingatkan tentang pentingnya pengorbanan, keadilan, dan keberanian dalam menghadapi ketidakadilan. Tabuik juga menjadi simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat Pariaman, yang bekerja sama untuk menyukseskan perayaan ini setiap tahunnya.

BACA JUGA:Ini Cara Kita Mengambil Berkah di Bulan Muharram, Masya Allah Langsung Terasa Manfaatnya

Pengaruh Sosial dan Ekonomi

Tabuik memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Pariaman. Dari segi sosial, perayaan ini memperkuat ikatan antarwarga dan mempererat hubungan sosial. Tabuik juga menjadi ajang untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya serta tradisi lokal kepada generasi muda.

Dari sisi ekonomi, Tabuik menarik banyak wisatawan lokal maupun internasional yang datang untuk menyaksikan prosesi unik ini. Kehadiran wisatawan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah seperti pedagang makanan, pengrajin suvenir, dan penyedia jasa akomodasi.

Dengan demikian, Tabuik tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Pariaman.

BACA JUGA:Memaknai Hadis Rasulullah Tentang Keutamaan Puasa Asyura dan Tasua

Pelestarian dan Tantangan

Pelestarian tradisi Tabuik menjadi tantangan tersendiri di tengah arus modernisasi dan perubahan sosial. Meskipun demikian, masyarakat Pariaman terus berupaya menjaga dan melestarikan tradisi ini dengan berbagai cara. Pemerintah daerah juga berperan aktif dalam mendukung perayaan Tabuik melalui promosi pariwisata dan penyediaan fasilitas yang memadai.

Kategori :