Namun, CIMB Niaga tetap berupaya menambah portofolio kredit hijau mereka. Saat ini, kontribusi kredit hijau di CIMB Niaga mencapai 25% dari total portofolio kredit.
“Insentif masih dibutuhkan untuk mendorong pelaku usaha dan bank, seperti insentif pajak, penghitungan pencadangan, dan GWM,” ujar Lani.
Secara keseluruhan, meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, ada optimisme bahwa penyaluran kredit hijau akan terus meningkat seiring dengan upaya peningkatan pemahaman dan dukungan dari berbagai pihak.
Pertumbuhan portofolio kredit hijau yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa meskipun perlahan, perubahan ke arah yang lebih baik sedang berlangsung.
BACA JUGA:Disdukcapil OKU Jemput Bola Hingga ke Desa, Bantu Perbaikan Dokumen Kependudukan Rusak Akibat Banjir
Dengan dukungan yang lebih besar dari pemerintah dan regulator, serta peningkatan kesadaran dan pemahaman di kalangan perbankan, diharapkan penyaluran kredit hijau dapat mencapai potensinya secara maksimal, memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim.
Kredit hijau, yang juga disebut sebagai Green Loan, adalah jenis pinjaman atau pembiayaan yang diberikan untuk proyek-proyek atau kegiatan-kegiatan yang berdampak positif terhadap lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Bank Dunia mendefinisikan Green Loan sebagai pendanaan atau kredit yang bertujuan untuk membiayai proyek-proyek yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan lingkungan.
Berdasarkan pengertian ini, Green Bond atau obligasi hijau juga memiliki definisi dan tujuan serupa, tetapi berbeda dalam hal skala dan jumlah dana yang diberikan.*