Selain itu, edukasi juga harus ditujukan kepada para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan sektor swasta.
Kerjasama dengan universitas dan lembaga riset lokal dapat membantu dalam penyebaran pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara teknologi hidrogen.
Dengan demikian, Indonesia dapat membangun ekosistem yang mendukung pengembangan mobil hidrogen secara berkelanjutan.
BACA JUGA:Presiden Dorong Satgas Judi Online untuk Tunjukkan Hasil Nyata
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Pengembangan mobil hidrogen tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada perekonomian nasional.
Industri hidrogen dapat membuka lapangan pekerjaan baru, mulai dari manufaktur, perawatan, hingga operasional stasiun pengisian hidrogen.
Hal ini tentunya akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dari sisi lingkungan, adopsi mobil hidrogen akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
BACA JUGA:Perjalanan Kuliner: Eksplorasi Rasa Dari 5 Negara
Kendaraan hidrogen menghasilkan emisi yang sangat rendah, bahkan hanya berupa uap air. Ini merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah kualitas udara di perkotaan dan mendukung upaya global dalam memerangi perubahan iklim.
Masa Depan Transportasi Bersih di Indonesia
Dengan kerjasama ini, Hyundai dan Pertamina berharap dapat membuka jalan bagi masa depan transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Keberhasilan proyek ini dapat menjadi model bagi negara-negara lain di ASEAN dan dunia dalam mengadopsi teknologi hidrogen. Dukungan pemerintah dan komitmen dari berbagai pihak sangat penting untuk mewujudkan visi ini.
BACA JUGA:Kesehatan Mental di Era Digital: Tantangan dan Solusinya
Indonesia, dengan potensi sumber daya alam dan pasar yang besar, memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam adopsi teknologi hidrogen di kawasan ASEAN.