PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Laut Cina Selatan telah menjadi pusat perhatian dunia akibat meningkatnya ketegangan antara Cina dan Filipina.
Konflik diplomatik yang semakin memanas dan insiden maritim baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi di wilayah tersebut.
Konflik ini berkisar pada klaim kedaulatan atas dua fitur yang terletak di dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil laut Manila tetapi diklaim oleh Beijing sebagai miliknya.
Hal ini terutama terkait dengan Scarborough Shoal, sebuah terumbu karang yang kaya akan persediaan ikan dan Thomas Shoal Kedua, yang menjadi rumah bagi kontingen kecil pelaut Filipina.
BACA JUGA:PALTV gelar Grebek Pasar Bersama Decolgen di pasar Tradisional Kota Palembang.
Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan bahwa klaim ekspansif Cina melalui sembilan garis putus-putusnya tidak memiliki dasar hukum internasional.
Namun, Cina menolak keputusan ini dan terus menguatkan klaimnya dengan mengerahkan kapal penjaga pantai dan kapal penangkap ikan di wilayah yang diperebutkan.
Ketegangan semakin meningkat dalam setahun terakhir karena Cina menekan klaimnya dengan tindakan agresif, sementara Filipina terus melakukan kegiatan penangkapan ikan dan pasokan bagi warga di wilayah yang diperebutkan.
Tindakan Cina termasuk penggunaan meriam air, taktik tabrakan, dan serudukan, yang meningkatkan risiko konflik fisik.
BACA JUGA:Warga Kelurahan Sungai Medang Tewas Ditabrak Kereta Api Batubara
Reaksi internasional terhadap konflik ini telah mencakup kecaman dan keprihatinan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Prancis, dan Inggris.
Mereka menyuarakan dukungan mereka kepada Filipina dan mengkritik tindakan agresif Cina di Laut Cina Selatan.
Filipina sendiri telah menanggapi konflik ini dengan sikap tegas. Presiden Ferdinand Marcos Jr menolak tekanan Cina dan bersumpah untuk bertindak balasan terhadap tindakan agresif yang dianggapnya ilegal.
Filipina juga mencari dukungan dari sekutu seperti Amerika Serikat dan Jepang dalam menghadapi tantangan keamanan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Toyota Investasi Rp206,5 Triliun, Mobil Listrik Mendominasi Lebih dari Seperempat Penjualan