BACA JUGA:Menjelajahi Kekayaan Budaya di Museum Ranggawarsita Semarang
Di balik setiap batu nisan dan prasasti yang terpajang--Foto : Instagram@bubbleebear
Menghargai Kehidupan dan Kematian: Kehadiran Museum Taman Prasasti mengingatkan kita akan sifat fana kehidupan dan pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki. Di antara batu-batu nisan yang dingin, kita dipaksa untuk merenungkan makna hidup dan kematian.
Penghormatan terhadap Warisan Budaya: Museum ini adalah pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah lokal. Dari ujung barat hingga timur Indonesia, setiap prasasti dan nisan adalah bagian dari narasi panjang perjalanan bangsa ini.
Ketika mengunjungi Museum Taman Prasasti Jakarta, pastikan untuk tidak melewatkan beberapa objek dan koleksi yang menjadi ikon tempat ini antara lain yaitu:
Makam Pualam: Terletak di Area J, makam ini merupakan simbol dari keberanian dan dedikasi Dr. H.F. Roll, pendiri STOVIA pada masa penjajahan Belanda. Di sekitar area ini, terdapat peti jenazah yang dulunya digunakan untuk mengangkut jenazah proklamator Indonesia, Soekarno dan Hatta.
BACA JUGA:Kue Pavlova, Menikmati Kesempurnaan Meringue dan Buah Segar
kunjungan ke Museum Taman Prasasti Jakarta--Foto : Instagram@bubbleebear
Rumah Tulang: Di Area I, terdapat bangunan yang dulunya merupakan makam keluarga A.J.W Van Delden. Meski sebagian jenazah telah dipindahkan, bangunan ini tetap menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Jakarta.
Tembok Peringatan Pieter Erberveld: Di Area G, pengunjung bisa melihat replika tembok peringatan Pieter Erberveld, seorang tokoh kontroversial pada masa Hindia Belanda. Patung Pastor Herikus Van Der Grinten juga menjadi pemandangan yang mengesankan di area ini.
Nisan Mariamme Raffles: Terletak di Area H, nisan ini merupakan peninggalan dari istri Thomas Stamford Raffles, salah satu tokoh penting dalam sejarah kolonial Indonesia. Juga terdapat nisan Marisa, yang menceritakan kisah unik dari masa lampau.
Untuk merencanakan kunjungan ke Museum Taman Prasasti Jakarta, penting untuk memperhatikan jam operasional dan harga tiket. Museum ini buka dari hari Selasa hingga Minggu dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00.
BACA JUGA:Museum Pasifika Bali di Nusa Dua - Menyelami Kekayaan Seni dan Budaya
Harga tiket masuk pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Namun, pastikan untuk memeriksa informasi terbaru sebelum berangkat, karena jam operasional dan harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu.*