4. Cucurak [Jawa Barat]
Tradisi Cucurak (Kemenparekraf)
Cucurak memiliki arti saat-saat bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga besar dalam bahasa Sunda dan merupakan bagian penting dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Selain kegiatan berkumpul, budaya Kukurak juga biasa duduk di resehan dan makan daun pisang bersama. Nasi, tempe, ikan asin, sambal, dan lalapan.
Bagi masyarakat Sunda, cucurak bukan sekedar kumpul makan. Selain itu, tradisi ini juga bisa dijadikan sebagai momen silaturahmi dan ajakan untuk mensyukuri segala nikmat yang Tuhan berikan kepada kita.
5. Padusan [Iogyakarta]
Masyarakat Iogyakarta melakukan ritual yang disebut Padusan untuk menyambut Ramadhan, dan ritual tersebut berlanjut hingga saat ini. Kata Padusan dalam bahasa Jawa berasal dari kata padus yang artinya mandi.
Padusan dilakukan sebagai ritual penyucian diri, untuk membersihkan jiwa dan raga di bulan suci Ramadhan. Berdoa juga mempunyai kekuatan. Selain itu, Padusan juga dapat diartikan sebagai waktu untuk merenung dan merenungkan kesalahan yang dilakukan. Tujuannya agar umat Islam bisa beribadah dengan bersih badan dan pikiran.
Pelajari 8 Tradisi Dari Berbagai Daerah di Indonesia Dalam Menyambut Ramadhan, Bulan Yang Penuh Hikmah dan Nuansa--foto: Instagram@corrypandjaitan
6. Nyorog [Jakarta]
Tradisi Nyorog (Kebudayaan dan Seni Betawi) Masyarakat asli atau Betawi Jakarta masih banyak yang memelihara tradisi, salah satunya adalah tradisi Nyorog. Tradisi ini merupakan praktik pengiriman paket sembako kepada sesepuh keluarga, masyarakat sekitar, termasuk orang tua atau mertua yang tinggal di desa lain.
Tradisi Nyorog bukan sekadar menyajikan makanan. Selain itu, menyambut Ramadhan melalui ritual-ritual tersebut juga dipandang sebagai bentuk penghormatan dan upaya membangun silaturahmi guna mempererat persaudaraan antar umat.
7. Megibung [Bali]
Tradisi Megibung (Majalah Bali) Umat Islam di wilayah Karangasem Bali melakukan tradisi menyambut Ramadhan yang disebut Megibung. Praktek ini terdiri dari memasak dan makan bersama dalam posisi duduk melingkar.
Keunikan tradisi Megibung terletak pada penyiapan makanannya secara khusus. Nasi disajikan dalam wadah yang disebut geonggan dan lauk pauknya disajikan dalam bentuk kerah. Cara ini disebut dapat mempererat tali persaudaraan dan menguatkan semangat persatuan dalam masyarakat.
BACA JUGA:Abu Ubaidah: Bulan Ramadan Adalah Bulan Jihad, Brigade Al Qassam Janjikan Kemenangan Untuk Palestina
8. Mattunu Solong [Sulawesi Barat]