PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Buku Gerakan Pelestarian Bingen ini berisi resep kue-kue bingen atau kue tradisional yang diperoleh dari pengrajin kue langsung di kawasan 13 Ulu Palembang.
Dosen dan mahasiswi yang bergabung menjadi sukarelawan melakukan riset di kawasan 13 Ulu ini yang masih ada pembuat kue khas Palembang.
Selain sebagai upaya untuk melestarikan kue bingen, buku yang diterbitkan dalam dua bahasa ini juga mengulik nilai gizi yang terkandung dalam kue tradisional seperti dadar jiwo, kumbu, bluder, dan kue lainnya, karena berkaitan dengan bidang studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsri.
Tim penulis buku ini kolaborasi antara dosen, mahasiswi, dan juga jurnalis Palembang TV dan Sumatera Ekspress.
BACA JUGA:Brownies Ikan Gabus Tawarkan Sensasi Nikmat yang Berbeda
Para mahasiswi yang menjadi sukarelawan dalam membuat buku ini, menceritakan berbagai pengalamannya, dan bangga bisa turut berperan dalam melestarikan kuliner bingen yang merupakan kekayaan dari kota Palembang, dan ternyata memiliki kandungan gizi yang bermanfaat.
Palembang memang tidak hanya terkenal dengan pempek. Palembang juga memiliki beragam kue bingen atau jenis kue yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Cita rasanya beraneka ragam. Mulai dari manis, asin hingga gurih.
Hampir di setiap pinggir jalan dapat ditemui para pembuat dan penjual kue, dengan harga yang relatif terjangkau. Kue bingen khas Palembang bisa ditemui di sekitar Jalan KH Azhari, Kampung 13 Ulu.
BACA JUGA:Tempat Wisata Terapkan Pembatasan Pada Musim Liburan
Kue-kue bingen ini kebanyakan dibuat oleh ibu rumah tangga hingga nenek-nenek yang sudah mengetahui resep dan cara membuat kue dari warisan turun temurun.
Kue bingen adalah sebutan bagi kue-kue atau makanan khas Kota Palembang yang sudah ada sejak nenek moyang, dan diwariskan hingga ke anak cucu.
Sedangkan kata bingen berasal dari bahasa Palembang yang artinya tempo dulu atau masa zaman dahulu. Meski demikian, sampai saat ini kue bingen ini masih tetap saja diminati oleh anak-anak muda.*