Meskipun sudah ada beberapa program, termasuk program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang menyasar 150.000 rumah, Herry menegaskan bahwa diperlukan suplai tambahan sekitar 1,5 juta rumah per tahun untuk mencapai target tersebut.
Tren Perkembangan KPR pada tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk usia produktif di Indonesia.
Menurut data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga bulan Mei 2023, nilai total pembiayaan KPR dari bank umum kepada individu (non-bank/non-lapangan usaha) mencapai Rp605 triliun. Angka ini belum termasuk kredit untuk kepemilikan apartemen dan ruko/rukan.
Pada bulan Mei 2023, nilai pembiayaan KPR dari bank umum mengalami peningkatan sebesar 0,92% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan mencatat pertumbuhan sebesar 7,71% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Satpol PP Sumsel Siapkan 35 Ribu Personel Pengamanan Pemilu 2024
Meskipun terjadi peningkatan dalam pembiayaan KPR, peningkatan ini juga diimbangi oleh meningkatnya kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).
Pada bulan Mei 2023, nilai NPL pembiayaan KPR dari bank umum mencapai Rp15 triliun, meningkat sebesar 4,65% secara bulanan dan tumbuh 14,71% secara tahunan.
Dalam rentang waktu yang sama, rasio NPL mencapai 2,49% dari total pembiayaan, mencatatkan rasio KPR bermasalah tertinggi dalam satu setengah tahun terakhir.
Jika dianalisis berdasarkan lokasi, Papua Barat menunjukkan rasio KPR bermasalah tertinggi pada Mei 2023, mencapai 13,07%, meskipun nilai NPL-nya relatif kecil, hanya Rp174,55 miliar.
BACA JUGA:Dibebaskan dari Tuntutan Hukum, Ledis Setiawan Bersujud di Kaki Kajari OKU Timur
Di sisi lain, KPR bermasalah dengan nilai nominal terbesar terjadi di DKI Jakarta, dengan nilai NPL mencapai Rp3,62 triliun, walaupun rasio NPL-nya hanya sebesar 2,38%.*