Baginya, pernikahan seharusnya menjadi awal dari kebahagiaan yang berkelanjutan. “Tapi kan memang ada yang ceweknya pengin jadi princess sehari, Cuma kalau gue ya enggak pengin nikahan itu kaku, gue penginnya jadi sesuatu yang happy-nya bukan Cuma di satu hari itu, tapi juga seterusnya,” tambah Dikta.
Pilihan ini mencerminkan keinginannya untuk merayakan kebahagiaan dalam keseharian hidup bersama pasangannya, bukan hanya dalam satu momen yang diselenggarakan secara besar-besaran.
Di era di mana pesta pernikahan mewah sering dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan, Dikta Wicaksono menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu terletak pada kemegahan dan keramaian.
Pilihan Dikta untuk menikah di KUA dan merayakannya dengan pesta sederhana di rumah memberikan inspirasi bagi mereka yang menghargai makna sejati dari sebuah pernikahan. Baginya, kebahagiaan yang abadi dan keintiman dengan orang-orang terdekatlah yang benar-benar berharga.(*)