PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Ekuador diterpa krisis keamanan serius setelah salah satu pemimpin geng kartel narkoba paling berbahaya, Jose Adolfo Macias alias "Fito," menghilang dari selnya di penjara.
Insiden ini tidak hanya memicu kerusuhan di beberapa lembaga pemasyarakatan, tetapi juga menyebabkan Presiden Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari.
Kejadian ini menandai situasi darurat pertama sejak Noboa menjabat sebagai presiden pada 23 November tahun lalu. Noboa mengungkapkan keputusan tersebut dalam akun media sosialnya, menjelaskan bahwa langkah ini ditempuh agar angkatan bersenjata mendapat dukungan politik dan hukum dalam tindakan mereka.
Keadaan darurat memberikan kewenangan kepada tentara untuk mengendalikan keamanan dalam negeri, terutama di lembaga pemasyarakatan.
BACA JUGA:Jelang Perjalanan Ibadah Haji 2024, Kemenag Sumsel Umumkan 54 Petugas Haji
Tindakan serupa pernah diambil oleh presiden-presiden sebelumnya dalam situasi yang mengancam ketertiban umum.
Fito, pemimpin geng Los Choneros, dijatuhi hukuman 34 tahun penjara pada 2011 karena berbagai kejahatan, termasuk pembunuhan dan perdagangan narkoba.
Los Choneros sendiri telah terlibat dalam konflik sengit dengan kelompok kriminal lain yang memiliki kaitan dengan kartel di Meksiko dan Kolombia terkait jalur perdagangan narkoba.
Pemerintah Ekuador merespons dengan serius terhadap pelarian Fito, dengan lebih dari 3.000 anggota polisi dan angkatan bersenjata dikerahkan untuk mencari keberadaannya.
Pemimpin Geng Narkoba Kabur dari Penjara, Akibatkan Kerusuhan Hingga Krisis Keamanan di Ekuador--TWITTER.com/@ ASUMSICO
Meskipun langkah ini diambil, keberadaan Fito tetap menjadi misteri, dan kekhawatiran akan potensi ancaman terus memenuhi pikiran pemerintah.
BACA JUGA:Warga Bom Berlian di Banyuasin Keluhkan Banjir Akibat Proyek Jalan Tol Kapaltung
Pada Agustus tahun lalu, Fito dipindahkan bersama dengan tahanan berbahaya lainnya dari penjara regional Guayaquil ke pusat penjara La Roca.
Keputusan ini diambil sebagai langkah keamanan, namun, keputusan hakim untuk membatalkannya dan mengembalikan Fito ke penjara regional Guayaquil menciptakan celah yang dimanfaatkan dengan baik oleh Fito untuk melarikan diri.
Peristiwa ini membuka pintu bagi kerusuhan di enam provinsi, melibatkan para narapidana yang menyandera penjaga penjara.