''Saat ini Betlehem, seperti kota-kota Palestina lainnya, sedang berduka. Kami merasa sedih," ucapnya sambil menyalakan lilin di Manger Square.
Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan kesedihan, umat Kristen di Betlehem tetap berusaha mempertahankan semangat Natal dengan doa-doa perdamaian dan harapan bahwa masadepan akan membawa kehidupan yang lebih baik dan lebih damai bagi mereka dan saudara-saudara mereka di Gaza.
Tradisi Natal di Betlehem biasanya menjadi magnet bagi wisatawan dan peziarah dari seluruh dunia. Namun, tahun ini, kota itu memutuskan untuk tidak merayakan dengan penuh keceriaan, sebagai bentuk solidaritas dengan warga Gaza yang mengalami penderitaan.
Pohon-pohon terang yang biasanya memenuhi Manger Square absen tahun ini. Sebagai gantinya, patung-patung keluarga suci ditempatkan di tengah puing-puing dan kawat berduri, menyampaikan pesan kuat tentang kepedulian terhadap tragedi yang terjadi di Gaza.
BACA JUGA:V-Belt Bermasalah! Kenali Penyebab dan Ketahui Waktu Penggantiannya
Pariwisata di Betlehem juga terpukul oleh dampak konflik. Wisatawan yang biasanya mengunjungi kota selama musim Natal memilih untuk absen, meninggalkan jalan-jalan yang sepi dan alun-alun yang sunyi.
Pemandangan sepi ini menjadi kontrast dengan gambaran yang biasanya ramai dan penuh kegembiraan di kota tersebut.
Dalam suasana yang penuh ketidakpastian, umat Kristen di Betlehem terus berusaha mempertahankan semangat Natal. Doa-doa perdamaian mengalir, dan harapan tetap menyala bahwa masa depan akan membawa kehidupan yang lebih baik dan damai bagi mereka dan saudara-saudara mereka di Gaza.
Meskipun konflik merajalela di sekitar mereka, mereka berpegang pada keyakinan bahwa pesan damai Natal akan menang atas kegelapan yang melanda.*