BANYUASIN, PALTV.CO.ID - Musim kemarau saat ini telah memberikan peluang luar biasa bagi usaha pengolahan udang kering di Desa Gasing Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Warga di daerah ini telah memanfaatkan panas matahari untuk mempercepat proses penjemuran, yang sekarang dapat diselesaikan dalam waktu 1 hingga 2 hari, jauh lebih cepat dari biasanya.
Hal ini membawa berkah bagi industri udang kering yang telah menjadi salah satu komoditas unggulan di wilayah perairan Banyuasin yang luas ini.
Kabupaten Banyuasin dikenal memiliki kekayaan hasil laut yang melimpah, termasuk udang. Namun, udang adalah bahan pangan yang sangat mudah rusak dan membusuk.
Industri udang kering (ebi) telah menjadi salah satu komoditas unggulan di wilayah perairan Banyuasin yang luas.-Suryadi-PALTV
Oleh karena itu, pengolahan udang menjadi udang kering atau Ebi adalah solusi yang umum digunakan untuk memperpanjang masa simpan udang.
Proses pengolahan Ebi dimulai dari merebus, memisahkan kepala dan badan udang, kemudian penjemuran.
Salah satu tantangan utama dalam pembuatan Ebi adalah menjaga kekeringan produk tersebut setelah proses penjemuran.
Udang kering (Ebi) yang masih memiliki kadar air tinggi dapat menjadi basah kembali, yang dapat merusak kualitas produk.
BACA JUGA:Waduh! Spanduk dan Baleho Bacaleg Masih Bertebaran di Kota Palembang Jelang Penetapan DCT
Muhaimin, penduduk Desa Gasing Kecamatan Tanjung Lago ini telah mampu menjangkau pasar udang kering (ebi) hingga ke Pulau Jawa dengan harga sekitar Rp50.000 per kilogram.-Suryadi-PALTV
Usaha pengolahan udang kering (Ebi) telah menjadi mata pencaharian bagi warga di Kabupaten Banyuasin selama puluhan tahun.
Salah satu contohnya adalah keluarga Muhaimin, penduduk Desa Gasing Kecamatan Tanjung Lago. Mereka telah mampu menjangkau pasar hingga Pulau Jawa dengan harga sekitar Rp50.000 per kilogram.