Mushaf Al-Qur'an Kesultanan Palembang Darussalam

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Sebanyak 10 Mushaf Al-Qur’an tulisan tangan warisan dari Kesultanan Palembang Darussalam yang berusia lebih dari 2,5 abad masih terawat sampai hari ini. Mushaf Al-Qur’an ini memiliki ciri khas dengan bertuliskan tinta emas serta kertasnya berasal dari Eropa. Ditemui di perpustakaan pribadinya pada hari Sabtu, 30 Maret 2024, Ulama dan Guru Perguruan Kuntau Sammaniyah Palembang Kemas H Andi Syarifuddin, menerangkan Mushaf Al-Qur’an Kesultanan Palembang Darussalam yang menjadi salah satu koleksi berharga miliknya. “Mushaf Al-Qur’an ini paling tidak ada sepuluh mushaf yang memiliki ciri khas didominasi motif ukiran (ornamen, ed) Kota Palembang. Tintanya juga dari emas, serta kertasnya berasal dari kertas Eropa yang berusia ratusan tahun,” kata Kemas Andi Syarifuddin, pewaris Mushaf Al-Qur’an Kesultanan Palembang Darussalam. Pewaris Mushaf Al-Qur’an Kesultanan Palembang Darussalam Kemas Andi Syarifuddin mengatakan, tulisan tinta emas terdapat pada sejumlah surah Al-Qur’an seperti surah Al-Fatihah, Al-Kahfi, Al-Falaq, dan An-nas. “Ya, di Mushaf Al-Qur’an ini ada tiga tempat yang mempunyai ukiran (ornamen, ed) emas yakni di pangkal surah Al-Fatihah. Kemudian di tengah Al-Qur’an pada surah Al-Kahfi dan yang terakhir di surah Al-Falaq sama An-Nas,” tutur Kemas Andi Syarifuddin. Untuk perawatan Mushaf Al-Qur’an sendiri dilakukan secara tradisional, yaitu meletakkan Mushaf Al-Qur’an warisan dari Kesultanan Palembang Darussalam di lemari kaca agar terbebas dari rayap, ditambahkan kapur barus, serta senantiasa dibaca kemudian dibersihkan. “Perawatannya kita secara tradisional saja. Kita letakkan di lemari anti rayap, supaya jangan kena rayap. Kemudian juga kita kasih kapur barus, terus kita selalu melihat seperti minimal membersihkannya, agar mushaf ini tetap bersih dan terjaga,” ucap Kemas Andi Syarifuddin. Demi menjaga kelestarian Mushaf Al-Qur’an warisan dari Kesultanan Palembang Darussalam, upaya digitalisasi turut dilakukan dengan mengambil foto tulisan Mushaf Al-Qur’an, dengan tujuan agar dapat dibaca oleh generasi berikutnya. “Di samping perawatan tradisional, ada lagi yang paling penting adalah digitalisasi. Jadi, kita foto ulang, terus kita jadikan naskah digitalisasi. Kalau kita mau melihat Mushaf Al-Qur’an cukup dengan versi digitalnya saja,” pungkas Pewaris Mushaf Al-Qur’an Kesultanan Palembang Darussalam, Kemas Andi Syarifuddin.*