Cerita Mistis di Indonesia: Misteri Grojogan Sewu Tempat Berkumpul Roh Leluhur

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Sejumlah destinasi pariwisata di Indonesia tak hanya dikenal akan kecantikannya, tetapi juga memiliki reputasi misterius yang melekat pada mereka. Salah satunya adalah Grojogan Sewu.

Grojogan Sewu adalah sebuah lokasi wisata yang terletak di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Asal nama Grojogan Sewu sendiri merujuk pada bahasa Jawa, dengan "Grojogan" berarti 'air terjun' dan "Sewu" berarti 'seribu'.

Nama ini terinspirasi oleh kekuatan aliran air terjun yang begitu kuat, sehingga disebut "seribu" untuk menggambarkan kehebatannya.

Air terjun Grojogan Sewu memiliki daya tarik yang tak terbantahkan, terutama bagi penduduk setempat. Pada akhir pekan, tempat wisata ini menjadi destinasi populer untuk menghabiskan waktu liburan.

BACA JUGA:Ramalan Weton Menurut Primbon Jawa, 4 Weton yang Memiliki Kasih Sayang Besar, Minggu Wage Siap-siap!

BACA JUGA:Hari Ini, PALTV Buka Pendaftaran Jalan Sehat Gebyar UMKM di Kambang Iwak Depan Rumdis Walikota Palembang

Selain menikmati pemandangan indah air terjun dan merasakan udara segar pegunungan, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk berfoto di lokasi-lokasi yang sangat cocok untuk berbagi di media sosial.

Meski demikian, di balik keindahan yang tampak, air terjun Grojogan Sewu juga terkenal dengan kisah mistis yang mengelilinginya.

Menurut cerita yang beredar, air terjun Grojogan Sewu diyakini sebagai tempat perjumpaan roh leluhur penduduk pulau Jawa zaman dahulu. Maka tidak heran jika ada banyak laporan mengenai penampakan gaib di tempat ini.

Beberapa bagian khusus juga dianggap memiliki aura misterius, seperti jembatan kayu yang ada di Grojogan Sewu yang disebut "Kreteg Pegat" atau jembatan pemisah.

Legenda masyarakat setempat mengatakan bahwa pasangan yang melewati jembatan ini akan menghadapi masalah dalam hubungan mereka, bahkan jika mereka sudah siap untuk menikah, hubungan mereka akan berakhir.

Sesuai dengan namanya, jembatan Kreteg Pegat membawa konotasi negatif dalam hal memisahkan pasangan.

BACA JUGA:Candi Borobudur, Keajaiban Arsitektur Budaya Leluhur Indonesia

Sumber: berbagai sumber