Ritual Pemakaman Rambu Solo, Perjalanan Roh dalam Tradisi Toraja

Ritual Pemakaman Rambu Solo, Perjalanan Roh dalam Tradisi Toraja

Leny Ganda-Ritual Pemakaman Rambu Solo, Perjalanan Roh dalam Tradisi Toraja--Tangkapan layar ig@editortoraja

BACA JUGA:Dibalik Keindahan Bak Lukisan : Gunung Rinjani Menyimpan Misteri Orang Hilang dan Tempat-Tempat Horor

BACA JUGA:Respon Terhadap Trauma Yang Jarang Disadari Orang, Namun Berefek Buruk Untuk Jangka Panjang

Setelah itu, jenazah akan dibersihkan, diubah pakaian, dan dihiasi dengan kain kafan dan berbagai perhiasan.

Selama proses ini, ada tarian tradisional yang dikenal sebagai "Ma'randing", di mana keluarga dan kerabat yang berduka bergerak dalam irama musik yang khas.

Tarian ini melambangkan rasa haru, penghormatan, dan perpisahan yang sulit.

Di samping itu, makanan dan minuman disajikan sebagai simbol penyambutan terakhir bagi roh yang akan berangkat.

Bagian yang paling mencolok dari Rambu Solo adalah pengorbanan hewan. Biasanya, kerbau dikorbankan dengan cara dipotong lehernya.

Darah kerbau dianggap sebagai simbol penyucian, dan melalui pengorbanan ini, diharapkan bahwa roh yang meninggal akan tiba dengan selamat di alam baka.

Tindakan ini juga merupakan wujud rasa hormat kepada leluhur dan simbol hubungan yang terjalin di antara dunia manusia dan dunia roh.

BACA JUGA:Rahasia Sukses Bermain Basket: Pemula Bisa Kok! Simak Triknya!

BACA JUGA:Anda Percaya Mimpi ?! Pahami Arti Mimpi dan Penjelasan Ilmiah Mengapa Mimpi Bisa Terjadi

 

Makna dan Pesan dalam Rambu Solo

Ritual Rambu Solo dalam tradisi Toraja mengandung berbagai makna dan pesan yang mendalam.

Pertama-tama, upacara ini menggarisbawahi pentingnya keluarga dan keturunan dalam budaya Toraja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber