Mirip Namun Tak Sama, Ini Beda Bidar Palembang dan Pacu Jalur yang Tengah Viral di Tiktok

Mirip Namun Tak Sama, Ini Beda Bidar Palembang dan Pacu Jalur yang Tengah Viral di Tiktok

Meskipun sama sama lomba dayung perahu. Namun ada perbedaan sejarah antara pacu jalur Riau dan Bidar Palembang.-said prakasa-foto pribadi

BACA JUGA:Waspada Polusi ! Berikut Tips Membersihkan Paru-paru secara Alami dari Dampak Polusi Udara

Hiasan-hiasan artistik, seperti ukiran dan hiasan warna-warni, melengkapi perahu-perahu ini dan menjadikan Lomba Perahu Bidar acara yang unik dan spektakuler.

Salah satu tokoh budaya terkemuka Palembang, Kemas AR Panji, menjelaskan asal usul lomba perahu bidar dengan mengaitkannya pada cerita rakyat Dayang Rindu atau Dayang Merindu. Menurut penuturan Kemas AR Panji, asal usul perlombaan perahu bidar ini bermula dari kisah legenda yang diwariskan secara turun temurun.

Kisah Dayang Rindu atau Dayang Merindu adalah cerita tentang dua ksatria atau pria yang bersaing untuk mendapatkan hati Dayang Rindu. Merasa sulit memilih satu di antara keduanya, Dayang Rindu mengambil keputusan unik dengan mengadakan lomba dayung perahu.

Dalam perlombaan ini, kedua pria tersebut harus berdayung dengan keras, tetapi kelelahan akhirnya menghalangi keduanya untuk meraih kemenangan.

BACA JUGA: Update Shio Hari Ini Senin 21 Agustus 2023: Shio Kambing Kurangi Gibah, Shio Kerbau Cemburu Buta

Istilah "bidar" merujuk pada perahu panjang dengan ukuran sekitar 25 hingga 30 meter, yang dioperasikan oleh lebih dari 20 orang dayung secara bersamaan. Budaya perahu bidar telah mengakar kuat di Palembang sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang.

Dahulu, perahu ini disebut "perahu Pencalang" dan digunakan sebagai alat transportasi penting pada era kerajaan. Perahu-perahu ini memiliki atap yang melindungi raja saat berlayar.

Nama perlombaan ini telah mengalami perubahan seiring waktu, dari "lomban," "kenceran," hingga akhirnya menjadi "bidar." Bahkan saat era kolonial Belanda, pemerintah Belanda memerintahkan penyelenggaraan lomba bidar setiap tahun.

Tradisi ini berkaitan dengan perayaan hari ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina, yang jatuh pada tanggal 31 Agustus.

BACA JUGA:Update Zodiak Hari Ini Senin 21 Agustus 2023: Aries Tidak Aman, Leo Jatuh Cinta

Salah satu hal yang menjadikan Lomba Perahu Bidar begitu menarik adalah harmoni antara keindahan visual dan ketrampilan teknis. Perahu-perahu yang dihias dengan hiasan-hiasan tradisional menciptakan pemandangan yang memukau saat mereka berlomba melintasi air.

Peserta tidak hanya diuji dalam hal fisik, tetapi juga dalam keterampilan mengendalikan perahu dan berkoordinasi dengan tim. Di era digital ini, Lomba Perahu Bidar tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga menginspirasi generasi baru untuk terhubung dengan warisan budaya mereka.

Video dan konten terkait Lomba Perahu Bidar yang beredar di platform media sosial membawa tradisi ini lebih dekat dengan masyarakat luas, mengajak mereka untuk mengeksplorasi keindahan dan semangat lomba yang tak ternilai.

Dalam gemuruh sorak sorai penonton dan harmoni tarian perahu di atas air, Lomba Perahu Bidar tetap menjadi simbol vitalitas dan dedikasi masyarakat Palembang dalam menjaga dan menghargai tradisi mereka. Ia bukan hanya sebuah lomba, tetapi juga cerminan semangat, kebersamaan, dan keindahan dari bumi Palembang yang tak tergantikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber