Mengenal Lebih Dekat Tradisi Tayuban Sedekah Bumi

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Tayuban Sedekah Bumi

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Tyuban Sedekah Bumi.-- youtube/@GSM BERBUDAYA

Keberadaan ladang, sawah dan desa yang sejahtera tak lepas dari jasa leluhur yang telah membuka lahan dan menciptakan tempat tinggal bagi masyarakat.

Dhangyang, Mbah Buyut dan leluhur lain yang hidup di dunia kekal 'kelanggengan' dihormati atas sumbangsih mereka dalam menciptakan desa yang subur.

BACA JUGA:Mixer Audio dalam Dunia Televisi: Memastikan Suara yang Berkualitas dalam Produksi Acara

BACA JUGA:10 Olahraga Dahsyat yang Mampu Melawan Tekanan Darah Tinggi secara Instan!

Dalam upacara manganan, kambing dikorbankan sebagai tanda penghormatan kepada Mbah Buyut. Lelaki desa memasak daging kambing ini di tempat peristirahatan leluhur. Ini melambangkan perawatan 'buyut' terhadap keturunan mereka dan memberikan jaminan kemakmuran.

Joget pedhanyangan adalah bagian penting dari ritual ini. Ini adalah tarian yang mencerminkan semangat persatuan dan kerukunan.

Joget ini dimulai dengan sindhir (penari) menaburkan bunga di tempat peristirahatan, mengikuti semangat tugas sebagai sindhir dalam sedekah bumi.

Tarian ini didukung oleh musik Gending Eling-Eling, yang melambangkan kesadaran manusia untuk hidup berdampingan dengan alam dan sesama.

BACA JUGA:Sulit Bersaing, Angkutan Kota Palembang Kini Sepi Penumpang

BACA JUGA:Sempat Diberhentikan, 2 Dokter RS Muhammadiyah Palembang Kini Kembali Bertugas

Upacara ini juga melibatkan joget dengan pejabat desa dan dusun. Pejabat memulai tarian sebagai bentuk penghormatan, diikuti dengan penyampaian uang kepada sindhir.

Uang ini diletakkan dalam tempat yang diberikan oleh penari, mewakili kerjasama dalam memelihara kemakmuran.

Gending Ibu Pertiwi mengiringi tarian para pejabat, mengungkapkan penghargaan kepada ibu pertiwi atas pemberian sandang, pangan, dan tempat tinggal yang bermanfaat bagi masyarakat desa.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber