Kabut Asap Karhutla Ganggu Kualitas Udara Palembang

Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat kualitas udara di Palembang.--Foto : Hafid Zainul - PALTV
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat kualitas udara di PALEMBANG.
Dalam beberapa hari terakhir, kualitas udara mengalami penurunan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang marak di wilayah sekitar, terutama Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pencemaran DLHP Sumsel, Reza Wahya mengatakan, kualitas udara sempat menyentuh angka 90 pada pengukuran partikel halus (PM 2,5) pada 27 September 2025. Angka tersebut masuk kategori sedang, atau sudah di atas batas normal.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pencemaran DLHP Sumsel, Reza Wahya mengatakan, kualitas udara sempat menyentuh angka 90 pada pengukuran partikel halus (PM 2,5) pada 27 September 2025. Angka tersebut masuk kategori sedang, atau sudah di atas batas normal.--Foto : Hafid Zainul - PALTV
“Kualitas udara 3-4 hari terakhir banyak kebakaran yang terjadi, jelas mempengaruhi kualitas udara terutama PM 2,5 agak tinggi, terutama pada tanggal 27 September sempat menyentuh angka 90. Kalau di bawah 50 itu masih sehat, tapi kemarin sempat 8090,” jelas Kasi Pengendalian Pencemaran DLHP Sumsel, Reza Wahya.
BACA JUGA:Kebobolan 8 Gol Di 3 Laga, Azul Akan Evaluasi Posisi Bek
BACA JUGA:Kehilangan Motor Akibat Begal, Driver Ojol di Palembang Terancam Tak Bisa Cari Nafkah
Kualitas udara mengalami penurunan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang marak di wilayah sekitar, terutama Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Ogan Komering Ilir (OKI).--Foto : Hafid Zainul - PALTV
Menurut Reza, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh 34 titik kebakaran di OI dan OKI. Kedua daerah itu secara geografis berdekatan dengan Palembang sehingga asap karhutla mudah terbawa angin menuju kota.
“Dua hari sebelum hari ini kualitas udara kita masih kategori sedang. Kalau angka pemantauan sudah 100, itu masuk kategori tidak sehat,” tambah Reza.
Meski demikian, upaya pemadaman terus dilakukan tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel bersama instansi terkait. Upaya tersebut dinilai membantu menekan lonjakan pencemaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: paltv.co.id