Transmisi Manual Sekarat! Ini Alasan Kenapa Orang Sudah Nggak Mau Pakai Lagi!

BACA JUGA:Polsek Pemulutan Tanam Jagung di Lahan 2 Hektar Desa Tanjung Pasir

BACA JUGA:Diduga Korsleting Listrik, Gedung Serbaguna Ar-Rahma Terbakar, Satu Pegawai Alami Sesak Napas

Banyak calon pembeli yang langsung mundur ketika tahu unit yang ditawarkan menggunakan transmisi manual. 

Namun, bukan berarti mobil manual benar-benar tidak laku. Di beberapa daerah yang memiliki kontur jalan ekstrem, permintaan terhadap mobil manual masih ada, meskipun volumenya kecil.

Banyak orang sepakat bahwa transmisi manual dikenal lebih kuat dan jarang rewel. 

Jika Anda sering mendengar kabar mengenai transmisi CVT atau matic konvensional yang mengalami kerusakan parah hingga harus diperbaiki dengan biaya belasan hingga puluhan juta rupiah, maka pengguna mobil manual bisa merasa lega. 

Sebab, kerusakan transmisi manual umumnya lebih sederhana. 

BACA JUGA:HP 1 Jutaan Sudah Punya Kamera Ultra-Wide, Gak Perlu Mahal Buat Foto Lebar

BACA JUGA:Strategi VinFast Kuasai Pasar Mobil Listrik Indonesia: Ekspansi Bengkel, Dealer, dan SPKLU

Dari sisi harga jual kembali, mobil manual juga cenderung mengalami depresiasi lebih cepat.

Sebagai contoh, mobil seperti Innova Diesel dengan transmisi otomatis masih bisa mempertahankan harga jual tinggi, bahkan harganya sempat naik tajam.

Sementara itu, varian manualnya terus menurun nilainya dan jarang sekali mendapat “gorengan harga.”

Mengapa pabrikan makin enggan memproduksi mobil manual? Selain permintaan yang terus merosot, perkembangan teknologi mobil modern juga tidak lagi cocok dengan transmisi manual.

Selain perawatan yang lebih murah, cara merawat transmisi manual juga relatif mudah.--youtube@fusebox

Fitur-fitur canggih seperti adaptive cruise control, sistem parkir otomatis, stop and go, serta hill start assist umumnya hanya kompatibel dengan transmisi otomatis.

Sumber: youtube fuse box moto