Sudah Kaya Makin Kaya, Uni Emirat Arab Puncaki Daftar Negara Paling Terobsesi Kripto 2025

BACA JUGA:Arus Balik Puncak di Pelabuhan Boom Baru, 3 Hari Terakhir Dipadati Penumpang

Korea Selatan melengkapi posisi sepuluh besar, dengan tingkat pertumbuhan adopsi sebesar 167 persen dan kepemilikan 13,6 persen.

Negara ini hanya memiliki dua mesin ATM Bitcoin, tetapi tetap menunjukkan kemajuan signifikan dalam penggunaan kripto.

Sementara itu, Indonesia menunjukkan pertumbuhan adopsi yang cukup menjanjikan. Berdasarkan data lima tahun terakhir, kepemilikan kripto di Indonesia terus meningkat, dari 11 persen pada 2019 menjadi 13 persen pada 2020.

Tahun 2021 mengalami sedikit penurunan ke angka 12 persen, tetapi pada tahun 2022 melonjak signifikan ke 19 persen, dan di tahun 2023 kembali naik ke 29 persen.

BACA JUGA:Diduga Bocor, Razia Tempat Hiburan Malam Eks Lokalisasi Kampung Baru Sepi Pengunjung

BACA JUGA:Cuaca Panas Ekstrem, Waspadai Risiko Overheat dan Pecah Ban

Secara kumulatif, pertumbuhan kepemilikan kripto di Indonesia selama periode lima tahun tersebut mencapai 163,64 persen.

Walaupun belum masuk dalam daftar 10 besar negara paling terobsesi terhadap kripto, tren ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia terhadap aset digital semakin meningkat.

Jika tren pertumbuhan ini terus berlanjut, Indonesia berpotensi besar untuk menjadi salah satu pemain penting dalam lanskap kripto global di masa mendatang.

Dalam konteks global yang terus berubah, kejelasan regulasi, kemudahan akses, serta literasi digital menjadi kunci utama dalam mendorong adopsi kripto.

Dengan memperkuat aspek-aspek tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa kripto akan menjadi bagian integral dari transaksi harian masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Sumber: berbagai sumber