Bulog Sumsel Kejar Target 161 Ribu Ton Beras, Mampukah Tercapai April 2025?

Bulog Sumsel Kejar Target 161 Ribu Ton Beras, Mampukah Tercapai April 2025?

Perum Bulog Kantor Wilayah Sumsel Babel,--Foto : Ekky - PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Di tengah musim panen padi, Perum Bulog Divre Sumatera Selatan tetap menghadapi tantangan dalam memenuhi target pengadaan beras yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Sumatera Selatan, Bambang Pramono, mengungkapkan bahwa Perum Bulog Sumsel menghadapi tantangan dalam memenuhi target pengadaan beras untuk periode Januari hingga April 2025.

Target yang ditetapkan mencapai 161.308 ribu ton beras selama empat bulan tersebut. Namun, hingga 1 Maret, realisasi serapan Bulog masih di bawah sepuluh persen.

“Ketika HPP Gabah keluar pada 15 Januari dengan harga Rp6.500 per kilogram, masih ada pemotongan harga sesuai kualitas gabah,” ujar Bambang Pramono. Namun, aturan tersebut berubah pada 24 Januari. “Harganya tetap Rp6.500 per kilogram, tetapi tanpa pemotongan harga berdasarkan kualitas, sehingga apapun kondisinya, harga tetap,” tambahnya.

BACA JUGA:Yamaha XMAX Connected Hadir dengan Warna Baru, Tampil Makin Premium & Sporty!

BACA JUGA:Pilih SUV atau MPV? Kenali Perbedaannya Sebelum Membeli

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menghimbau Bulog untuk mempersiapkan diri menghadapi panen raya yang diprediksi mencapai 380 ribu ton beras pada bulan April. 

“Kami sudah menyampaikan kepada Bulog bahwa potensi panen kita cukup besar. Jika target 161.308 ribu ton beras hingga April bisa tercapai, itu sudah baik,” ungkap Bambang.

Namun, permasalahan utama yang dihadapi Bulog adalah kesulitan dalam serapan gabah akibat kadar air yang tinggi. 


Di tengah musim panen padi-Foto/Luthfi-PALTV

“Kadang-kadang kadar air gabah kering panen di atas 50 persen. Jika tidak diolah atau dikeringkan, kualitasnya akan menurun dan bisa rusak,” jelasnya. 

Untuk mengatasi hal ini, Bulog bekerja sama dengan penggilingan swasta melalui program mitrabulog guna mempercepat proses pengeringan dan distribusi gabah.

Dengan kondisi yang ada, dikhawatirkan jika serapan tidak dilakukan dengan cepat, Bulog Sumsel tidak akan mampu memenuhi target pengadaan.

 “Puncak panen tertinggi terjadi di bulan Maret. Jika tidak segera diserap, target 161.308 ribu ton beras bisa tidak tercapai,” ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: