Polda Sumsel Berikan Pembinaan Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi untuk Personel

Polda Sumsel Berikan Pembinaan Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi untuk Personel--Foto : Humas Polda Sumsel
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan kegiatan pembinaan bagi personel dalam rangka pencegahan radikalisme dan intoleransi.
Acara yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Utama Presisi Polda Sumsel pada Rabu pagi, 26 Februari 2025, dihadiri oleh 460 peserta, termasuk para Kasubbag Renmin Satker dan sejumlah perwakilan dari satwil jajaran.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa saling menghargai dan toleransi antar personel Polda Sumsel dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab mereka. Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto menegaskan bahwa paham radikalisme dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi negara.
"Paham radikalisme mengancam stabilitas negara, dan oleh karena itu kita perlu meluruskan paham ini agar sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang beradab," katanya.
Acara yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Utama Presisi Polda Sumsel pada Rabu pagi, 26 Februari 2025--Foto : Humas Polda Sumsel
Dia menambahkan, radikalisasi sering kali dilakukan melalui orasi dan unjuk rasa yang berujung pada tindakan anarkis, ujaran kebencian, serta konflik SARA.
Sunarto berharap agar para peserta pelatihan dapat menyerap ilmu yang diberikan dengan baik dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari lingkungan keluarga hingga masyarakat sekitar.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa saling menghargai dan toleransi antar personel Polda Sumsel dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab mereka.--Foto : Humas Polda Sumsel
Selain itu, acara ini juga menghadirkan sejumlah pemateri, antara lain Drs H. M. Yamin, MSi, dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumsel yang membahas tentang penyebaran paham radikalisme di kalangan generasi muda dan pengguna media sosial. Pemateri lainnya, Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center, membahas tentang peta radikalisasi NII, dari pemberontakan hingga terorisme.
Kegiatan ditutup dengan menyanyikan lagu "Bagimu Negeri" dan foto bersama sebagai simbol komitmen bersama untuk memerangi paham radikalisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: paltv.co.id