Penurunan Harga Mobil Listrik, Selisih dengan Mobil Konvensional Kian Tipis
Penurunan Harga Mobil Listrik, Selisih dengan Mobil Konvensional Kian Tipis--ilustrasi pribadi
PALTV.CO.ID - Mobil listrik kini semakin terjangkau, mengubah paradigma lama bahwa kendaraan ramah lingkungan hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu.
Selama bertahun-tahun, harga tinggi menjadi salah satu alasan utama konsumen memilih mobil konvensional dibandingkan mobil listrik. Namun, tren ini mulai berubah seiring turunnya harga mobil listrik secara global.
Penurunan harga ini tak lepas dari berbagai faktor, termasuk inovasi teknologi, peningkatan produksi, hingga persaingan ketat di pasar.
Menurut laporan Jato Dynamics yang dikutip dari Carscoops, harga mobil listrik yang disesuaikan dengan inflasi telah mengalami penurunan hingga 25 persen sejak 2018.
BACA JUGA:Holiday Angkasa Wisata Lepas 433 Jamaah Umroh Charter 1 Pesawat Terbang Langsung
BACA JUGA:Membludak! Antrean Pemohon di Mall Pelayanan Publik Usai Libur
Di Amerika Serikat, perbedaan harga antara mobil listrik dan konvensional terus menyempit. Pada 2021, selisih harga mencapai 50 persen.
Namun, persaingan antarprodusen dan langkah agresif Tesla dalam memangkas harga membuat selisih ini berkurang drastis hingga hanya 15 persen pada 2022.
Penurunan signifikan ini memberikan angin segar bagi konsumen yang sebelumnya ragu untuk beralih ke mobil listrik.
Selain itu, insentif pemerintah dan program subsidi turut membantu mendorong adopsi kendaraan listrik di negara tersebut.
BACA JUGA:Denza D9: MPV Premium Listrik yang Siap Bersaing dengan Toyota Alphard
BACA JUGA:Urap vs Gado-Gado, Sajian Sayur Mana yang Paling Menggugah Selera?
Di Eropa, situasinya sedikit berbeda. Pada 2021, kesenjangan harga antara mobil listrik dan konvensional berada di angka 27 persen. Meskipun sempat naik menjadi 29 persen pada 2023, selisih ini kembali turun menjadi 22 persen di tahun berikutnya.
Namun, meski selisih harga semakin mengecil, konsumen di Eropa menghadapi tantangan lain, seperti pajak kendaraan yang relatif tinggi serta biaya operasional yang lebih besar dibandingkan negara-negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber