Sejarah Darurat Militer di Korea Selatan

Sejarah Darurat Militer di Korea Selatan

Sejarah Darurat Militer di Korea Selatan--ranheeseung/x

Perang ini berlangsung selama tiga tahun, melibatkan pasukan Korea Utara yang didukung oleh Tiongkok melawan pasukan Korea Selatan yang mendapat dukungan dari PBB dan Amerika Serikat.

Konflik ini menewaskan sekitar dua juta orang sebelum gencatan senjata disepakati pada tahun 1953.  

BACA JUGA:Jadwal Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024, Justin Hubner dan Ivar Jenner Absen Membela Garuda

BACA JUGA:Paten baru Apple menunjukkan bahwa iPhone, iPad, dan Mac dimasa depan dapat menampilkan beberapa tombol aksi

Pada tahun 1960, aksi protes besar-besaran terjadi akibat dugaan korupsi dalam pemilu. Peristiwa ini dikenal sebagai Revolusi April.

Untuk mengendalikan situasi, Rhee kembali memberlakukan darurat militer. Namun, tekanan publik yang semakin besar memaksanya untuk mundur dari jabatan presiden Yun Bo Seon kemudian terpilih sebagai presiden oleh Majelis Nasional pada 13 Agustus 1960.  


Langkah darurat militer diambil untuk mengatasi gerakan oposisi dari Partai Demokratik,--ranheeseung/x

2. Kepemimpinan Park Chung Hee

Park Chung Hee, seorang perwira militer Korea Selatan, mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada awal 1961. Ia menggulingkan Yun Bo Seon dan memimpin negara dengan tangan besi.

BACA JUGA:Jadwal Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024, Justin Hubner dan Ivar Jenner Absen Membela Garuda

BACA JUGA:Mengungkap Teknologi Denza Z9 GT: Mobil Mewah BYD dengan Fitur Jalan Miring

Selama masa pemerintahannya, Park sering menggunakan darurat militer untuk menghadapi lawan-lawan politik serta membungkam perbedaan pendapat.  

Park Chung Hee dikenal sebagai pemimpin yang mengutamakan stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi. Namun, langkah-langkah represifnya, termasuk penggunaan darurat militer, menuai kritik keras dari masyarakat yang menginginkan demokrasi.  

3. Masa Choi Kyu Hah

Setelah pembunuhan Park Chung Hee pada tahun 1979, Perdana Menteri Choi Kyu Hah naik menjadi presiden. Pada 27 Oktober 1979, ia memberlakukan darurat militer untuk mengatasi situasi politik yang tidak stabil.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber